Cinta adalah salah satu emosi terindah sekaligus terumit yang bisa dirasakan manusia. Cinta bisa menjadi sebab jantung yang berdebar-debar, semangat ekstra, senyum senang, dan emosi positif lainnya. Sebaliknya, emosi yang sama yang merupakan sumber dari begitu banyak kesenangan mungkin juga bertanggung jawab atas segunung ketakutan dan penilaian sosial serta masalah lain yang membuat orang memilih berhenti mencintai seseorang.
Ada banyak alasan mengapa kamu memutuskan untuk berhenti mencintai seseorang—mungkin perasaanmu tidak dibalas, atau mungkin pasanganmu berulang kali melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan terbaikmu. Apa pun alasannya, menarik diri dari seseorang dan berhenti mencintai seseorang yang sangat kamu sukai itu tidak pernah mudah. Namun, hal itu bisa dicapai dengan langkah-langkah yang tepat.
Artikel ini akan menjelaskan kepadamu cara-cara untuk berhenti mencintai seseorang. Untuk memahami mengapa ini bisa menjadi proses yang sulit, kami akan menyelidiki alasan mengapa menjauh dari orang yang kamu cintai bisa menjadi cobaan yang memilukan.
Baca Juga:Pentingnya Mendiskusikan Prinsip dalam Hubungan, Kamu Perlu Tahu!6 Prinsip untuk Dibicarakan dalam Hubungan, Persiapkan Ikatan Jangka Panjang
Mengapa Begitu Sulit Berhenti Mencintai Seseorang?
Ada alasan mengapa hanya berbicara dengan orang yang kamu cintai, melihatnya bekerja, atau menggendongnya saat dia tidur, dapat membuatmu semakin merasa mencintai setiap bagian dari dirinya. Berikut beberapa alasan mengapa mungkin sulit untuk melepaskannya atau berhenti mencintai seseorang itu:
Cinta itu membuat ketagihan: Dan tidak hanya di lagu-lagu tahun 90an saja. Saat kamu mencintai seseorang, tubuhmu mengalami sejumlah perubahan yang mendorong produksi senyawa seperti dopamin, oksitosin, dan serotonin. Bahan kimia ini mendorong perasaan percaya, senang, dan penghargaan, efek yang sama yang dikaitkan dengan kecanduan.
Kamu membentuk hubungan yang kuat: Mengalahkan kecanduan—apa pun bisa jadi menantang. Namun lebih dari itu, menjalani cinta romantis di mana kamu dan pasangan berbagi tujuan dan impian, tertawa dan makan bersama, serta saling memperhatikan saat berada dalam kondisi paling rentan, dapat menciptakan ikatan yang kuat. Jika sudah terbentuk, dapat dimengerti bahwa ikatan ini sulit untuk diputuskan, terutama jika kamu dan pasangan pernah tinggal bersama atau memiliki rencana untuk menikah.