Singkirkan Kebiasaan Lama
Untuk mencapai kemajuan nyata dan berhenti malas, kita perlu mengenali apa yang mungkin memengaruhi ketidakmampuan kita mencapai tujuan atau membuat kita merasa kurang produktif dibandingkan yang kita inginkan.
Jadi, apa yang mungkin kita anggap sebagai “malas” mungkin hanya soal mengubah pendekatan kita dan membuang kebiasaan lama yang tidak membantu yang membuat kita tidak merasa produktif dan mencapai tujuan kita.
Berikut beberapa kebiasaan yang dapat menghalangi kita berhenti malas dan mencapai tujuan. Jika ada sesuatu dalam daftar ini yang tampak familier, jangan khawatir—kita tidak sendirian:
Baca Juga:Morning Habit: Ini 5 Cara untuk Menciptakan Rutinitas Pagimu5 Strategi Membangun Rutinitas Pagi yang Baik, Praktikkan Ini untuk Kebaikanmu!
Membuat tujuan terlalu besar atau rumit. Kita semua ingin mencapai puncak, namun kita mungkin terlalu meremehkan berapa banyak usaha dan waktu yang diperlukan untuk mencapainya. Jika kita menyerah setelah beberapa jam, itu bukan karena kita malas tetapi karena kita mungkin menyadari bahwa kita salah menghitung jumlah waktu dan usaha yang terlibat.
Mengharapkan diri kita menjadi sempurna. Saat kita berupaya mencapai suatu tujuan, kita berharap jalannya akan mulus dan konsisten, padahal kenyataannya, jalan menuju tujuan kita kemungkinan besar akan penuh liku-liku, dan kemunduran.
Mendengarkan kritik batin kita. Jika istilah “malas” adalah bagian dari self-talk, kemungkinan besar akan ada lebih banyak pernyataan negatif dan kritis yang sering muncul dari kritik batin kita. Kita bahkan mungkin melontarkan kritik batin dalam upaya memotivasi diri sendiri. Apa yang terjadi? Suara kritis kita berfokus pada semua kelemahan dan kekurangan kita, dibandingkan kekuatan dan atribut positif yang ada yang dapat membantu kita bergerak maju dan berhenti malas.
Mendengarkan kritik dari orang lain. Saat kita belajar tentang diri kita sendiri dan dunia melalui pengalaman kita, kita menerima umpan balik dari orang lain yang membantu membentuk konsep diri kita. Ketika seseorang yang penting bagi kita menyebut kita malas di masa lalu, hal itu dapat berdampak besar pada cara kita memandang diri sendiri bahkan hingga dewasa. Kita mungkin juga mendengar orang mengkritik upaya kita di masa dewasa, sehingga membuat kita merasa ragu atau putus asa, terlebih kesulitan untuk berhenti malas.