Banyak di antara kita yang melewati masa-masa di mana kita terjebak dalam kebiasaan. Kamu merasa seperti sedang menjalani aktivitas di tempat kerja, menginjak air dalam hubunganmu, atau berjalan-jalan di tempat dalam kehidupan sosialmu. Hal-hal yang dulunya menggairahkanmu kini tidak lagi terwujud dan, alih-alih bergerak menuju tujuanmu, kamu malah tetap stagnan—terjebak di tempatmu berada sekarang.
Terjebak dalam kebiasaan dapat menyebabkan perasaan tidak tertarik dan tidak puas. Hal ini bahkan dapat menyebabkan kamu ingin menyerah sama sekali pada tujuanmu. Untungnya, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk tidak hanya mencari tahu mengapa kamu mengalami kebuntuan tetapi juga untuk kembali termotivasi dan bersemangat menjalani hidup.
Tanda-Tanda Kamu Terjebak dalam Kebiasaan
Jika kamu terjebak dalam kebiasaan, kamu mungkin tidak menyadarinya pada awalnya karena perasaan ini sering kali berkembang perlahan seiring berjalannya waktu. Kamu mungkin mengikuti rutinitas yang sama hari demi hari, hanya untuk suatu hari menyadari bahwa kamu merasa tidak terlalu berusaha mencapai sesuatu dan lebih seperti kamu hanya menghabiskan waktu.
Baca Juga:Ingin Memanifestasikan Keinginan dalam Hidup? Jangan Abaikan 5 Hal Ini!Menghentikan Rasa Malas, Ini 4 Tipsnya
Berikut beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kamu mungkin terjebak dalam kebiasaan:
Setiap hari terasa sama. Kamu bahkan mungkin kesulitan mengingat hari apa dalam seminggu ini. Apakah ini hari Senin, atau hari Jumat? Tidak masalah karena hari-harimu terasa tidak bisa dibedakan satu sama lain.
Kamu merasa seperti kamu baru saja mencoba melewati hari lain. Tujuanmu adalah untuk terus menempatkan satu kaki di depan yang lain sampai hari itu selesai. Kamu tidak merasa bersemangat atau terinspirasi.
Kamu merasa tidak termotivasi. Kamu mungkin ingin mengambil proyek baru atau terlibat dalam tugas-tugas kreatif, tetapi motivasimu sepertinya sudah habis. Kamu sepertinya tidak bisa memulai.
Kamu merasa tidak puas. Hidup terasa membosankan dan membosankan. Kamu ingin mencoba hal baru, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.
Kamu ingin berubah, tetapi takut akan ketidaknyamanan. Kamu tahu bahwa mengubah keadaan akan membuatmu lebih bahagia dalam jangka panjang, tetapi tetaplah berpegang pada status quo karena itu berarti kamu tidak perlu mengambil risiko kegagalan atau rasa sakit.