Ada pepatah lama mengenai anjuran menghapus kebencian, kata Fleischman, yang berbunyi seperti “Memendam kebencian sama seperti meminum racun tikus dan menunggu tikusnya mati”. Perasaan pahit dan berkepanjangan ini sering kali berdampak negatif pada diri kita dengan membuat kita mundur ke dalam, fokus pada hal negatif, dan memperburuk hubungan kita.
“Kebencian sering kali membuat orang lain menjauh,” Dr. Robbins memperingatkan. “Jika kamu adalah seseorang yang selalu merasa marah, getir, dan bersalah—dan kamu menceritakan hal itu kepada orang lain—maka lama kelamaan orang-orang tersebut tidak akan mau berada di dekatmu.”
Seperti halnya emosi sulit lainnya, penelitian menunjukkan bahwa menyimpan kebencian dapat menyebabkan stres pada tubuh. Sebuah studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam “Psikologi Kesehatan” menemukan bahwa orang dewasa yang menahan amarah dan permusuhan selama satu dekade mengalami penurunan kognitif yang lebih besar dibandingkan mereka yang lebih cenderung memaafkan dan menghapus kebencian.
Baca Juga:5 Alasan Mengapa Kamu Sulit Melepaskan Kebencian dalam DirimuSukses Meminta Maaf dengan Tulus dan Efektif, Ini 5 Caranya!
Studi lain meminta peserta untuk memikirkan sebuah konflik di mana mereka tidak memaafkan seseorang saat menyelesaikan tes fisik. Keadaan mereka lebih buruk dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang memikirkan saat ketika mereka memaafkan orang lain dan menghapus kebencian. Kelompok yang menyimpan dendam juga lebih cenderung menganggap bukit terlihat lebih curam dibandingkan kelompok yang pemaaf, sehingga menunjukkan pola pikir yang lebih pesimistis.
Benarkah Tujuan Menghapus Kebencian untuk Tidak Merasakan Dendam Sama Sekali?
Saat kamu menjalani hidup, mengalami berbagai emosi adalah hal yang wajar dan wajar. Masalah muncul ketika kamu tidak mampu mengatasi emosi tersebut dan akhirnya menimbulkan kerugian.
Tujuan menghapus kebencian bukanlah untuk tidak merasakan, melainkan untuk mengenali perasaan tersebut dan mencoba memahami apa yang menjadi akar dari perasaan tersebut.
“Tujuan menghapus kebencian bukan untuk tidak merasakan, namun untuk mengenali perasaan tersebut dan mencoba memahami apa akar dari perasaan tersebut,” kata Dr. Robbins. “Mengapa kamu tidak bisa melepaskan amarahmu? Mengapa dalam situasi tertentu kamu merasa salah? Dan bagaimana sejarah perasaan itu bagimu? Itu bisa mulai memberimu gambaran tentang kebencian.”