Manipulasi: Fake friend sangat mungkin menggunakan rasa bersalah, manipulasi, atau pemerasan emosional untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan darimu.
Batasan yang diabaikan: Mereka mungkin terus-menerus melampaui atau mengabaikan batasanmu, baik itu ruang pribadi, privasi, atau batasan emosionalmu.
Fake friend mengambil lebih dari yang mereka berikan, sekaligus menjanjikan bahwa mereka adalah teman sejati. Mereka mungkin memberi tahu dirimu betapa mereka peduli, tetapi mereka hanya ada di sana untuk bersenang-senang sebagai teman.
Baca Juga:Ini 2 Peran Utama Self-Worth dalam Diri Manusia, Kamu Berharga dan Pantas Dicintai!Bertahan dalam Penderitaan Meski Menyakitkan, Ini 6 Jalan yang Bisa Kamu Ambil
Apa Penyebab Seseorang Menjadi Fake Friend?
Berikut beberapa faktor yang mungkin menyebabkan seseorang menjadi fake friend:
Keegoisan: Orang yang egois dan hanya berfokus pada kebutuhan dan keinginannya sendiri mungkin memanfaatkan seseorang untuk mencapai tujuannya tanpa memikirkan kesejahteraan orang lain. Beberapa orang dibesarkan untuk hanya memikirkan diri mereka sendiri, kata Dr. Daramus.
Ketidakamanan: Orang yang berjuang dengan harga diri rendah atau perasaan tidak mampu mungkin menggunakan persahabatan palsu sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka. Mereka mungkin mencari perhatian dan pengakuan dari orang lain agar merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.
Narsisme: Seseorang dengan kecenderungan narsis mungkin adalah teman palsu, kata Dr. Daramus. Orang narsisis cenderung memiliki harga diri yang berlebihan, kurangnya empati terhadap orang lain, dan kemauan untuk memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuan mereka.
Psikopati: Orang dengan kecenderungan psikopat mungkin juga merupakan teman palsu, kata Dr. Daramus. Psikopati ditkamui dengan kurangnya empati, perilaku manipulatif, dan pengabaian terhadap hak dan perasaan orang lain.
Trauma masa kecil: Pengalaman sulit di masa kanak-kanak juga bisa berperan. Orang tersebut bisa saja mengalami masa-masa sulit semasa kanak-kanak dan tidak pernah melampaui pola pikir untuk bertahan hidup, kata Dr. Daramus.
Terlepas dari alasan orang tersebut bersikap seperti itu, bukan tugas yang kamu emban untuk membiarkan dirimu atau bahkan orang lain untuk bisa dimanfaatkan sedemikian rupa oleh mereka yang merupakan fake friend, kata Dr. Daramus.