Bagaimana Mengekang Pikiran Kontrafaktual
Jika kamu mendapati dirimu berada dalam situasi di mana kamu terlalu memikirkan “apa yang mungkin terjadi”, penting untuk mengubah haluan.
Memilih untuk memfokuskan pikiranmu pada kenyataan saat ini akan membawamu ke jalan di mana kamu dapat memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
“Memilih untuk memfokuskan pikiranmu pada realitas saat ini dibanding mengembangkan pikiran kontrafaktual akan membawamu ke jalur di mana kamu dapat memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya,” kata Charlene Gethons, psikoterapis dan pendiri The Mindfulness Journey. “Terkadang hal ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi hal ini terjadi seiring berjalannya waktu, semakin Kamu melatih kesadaran dan membawa pikiranmu kembali ke momen ini.”
Baca Juga:2 Tipe Pemikiran Kontrafaktual, Ketika Kamu Lebih Suka Merenungkan Masa Lalu6 Cara Memiliki Fokus yang Penuh, Menghindari Distraksi Stres di Masa Lalu
Gethons merekomendasikan teknik “STOP” pada saat-saat ketika kita mulai terpaku pada masa lalu. Ini melibatkan pengambilan empat langkah sederhana berikut:
- Hentikan apa yang kamu lakukan
- Ambil napas dalam-dalam
Amati masa kini. Apa yang kamu pikirkan dan bagaimana perasaanmu? Apa yang kamu lihat, dengar, rasakan, dan cium? “Memeriksa panca inderamu adalah cara yang bagus untuk mengalihkan fokusmu ke momen saat ini,” kata Gethons.
Lanjutkan dengan penuh perhatian.
“Mungkin tidak selalu terasa seperti itu, tapi kita punya pilihan di setiap momen ke mana kita ingin mengarahkan perhatian kita,” kata Gethons. “Meskipun itu berarti kita harus mengalihkannya setiap beberapa detik.”
Penting juga untuk tetap bersikap baik dan pengertian terhadap diri sendiri, dan menyadari bahwa kita semua melakukan kesalahan. Tidak ada jalan yang sempurna, jadi tunjukkan kasih sayang pada dirimu.
Pikiran kontrafaktual dapat membantu kita belajar dari kesalahan kita, membantu kita memecahkan masalah, dan menginspirasi kita untuk membuat keputusan berbeda di masa kini dan masa depan. Pada saat yang sama, terjebak dalam spiral kontrafaktual tidak ada gunanya bagi kita.
Oleh karena itu, mencapai keseimbangan yang sehat antara retrospeksi yang informatif dan perenungan yang tidak membantu adalah kuncinya. Hal ini dapat dikembangkan dengan bersikap lembut terhadap diri sendiri, melatih kesadaran diri, dan melakukan perhatian penuh.