“Tapi kapan kita akan membersihkan hati? Dengan apa cara membersihkan hati? Jelas peranan tarekat di sini sangat diperlukan sekali. Yang tidak terlepas dalam dunia tarekat ada tazkiyatil qulub, untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit yang luar biasa,” terangnya.
Kalau yang penyakit di luar, kita jelas tahu. Andaikata kena kanker, ataupun kena penyakit yang lain. Tapi penyakit hati, siapa yang tahu, diantaranya takabur, dengki, hasut, tidak senang kalau melihat orang lain senang, tapi hatinya senang apabila melihat orang lain susah.
“Ada lagi mungkin oknum yang senang kalau melihat negara ini pecah belah, rakyat tidak akur, ramai dan gembira sekali. Ini penyakit-penyakit hati yang sangat mengerikan,” lanjut Habib Luthfi.
Baca Juga:Bangun Kemandirian, Ponpes Al Maliki Launching Unit Usaha Depo Air Minum Isi Ulang ‘Watu Joyo’, Memproduksi Air Mineral hingga Air MurniTertunda 11 Kali, Akhirnya Nama Pemenang Lelang Proyek Pasar Banjarsari Diumumkan, Saat Ini Memasuki Masa Sanggah
Yang bisa membersihkan penyakit hati seperti itu menurut Habib Luthfi adalah melalui tasawuf. Dunia tasawuf dengan melalui tazkiyatil qulub, hingga kita mengganti sifat-sifat yang kurang baik dalam hati kita ini dengan kalimat Tauhid: Laa ilaaha Illallah Sayyiddina Muhammadur Rasulullah.
“Nur yang akan masuk di tiap seluk tubuh setiap manusia, akan mewarnai setia pancaran cahaya Ilahi. Tidak cukup di dalam hati saja, cahaya itu akan mewarnai sampai pola pikir, otak kita, akal kita, tidak akan pernah memikirkan bagaimana keuntungan saya dan lain sebagainya. Tapi akan memikirkan bagaimana peranan umat ini,” Habib Luthfi menjelaskan.
Termasuk, diperlukannya peranan dari para ahli tasawuf dalam rangka ikut mewujudkan kesejahteraan umat ini. Dari mulai dunia ekonomi, melalui dunia pertanian, melahirkan suatu pendidikan, dan akan terpancarlah melahirkan intelektual, doktoral, kita sangat memerlukan sekali.
“Dunia tasawuf bisa melahirkan putra-putri kita dimana saja negara, doktor-doktor ahli bedah, ahli ekonomi. Sudah bukan waktunya lagi kita berbicara khilafiyah. Kita tertinggal karena masalah-masalah itu,” bebernya.
Apalagi sebentar Indonesia akan menghadapi Pemilu 2024. Mampukah ulama-ulama kita khususnya ulama tasawuf menjadi pemersatu umat, pemersatu bangsa ini, menumbuhkan cinta kepada bangsa dan tanah airnya. Sehingga mencerminkan cahaya-cahaya ilahi yang mewarnai dalam hati kita menjadi suri tauladan yang baik.
“Inilah orang ahli tarekat. Inilah ahli tasawuf, yang bisa mewarnai bagaimana pembangunan umat, pembangunan bangsa, sehingga ketahanan Nasional di setiap negara di dunia ini disponsori oleh tokoh-tokoh ahli tasawuf,” jelas Habib Luthfi.