Mempelajari cara mengembangkan keterbukaan pikiran mungkin saja dilakukan, namun bisa menjadi sedikit tantangan. Dalam banyak hal, pikiran kita dirancang untuk memkamung konsep secara keseluruhan.
Kita mengembangkan sebuah ide atau kategori pengetahuan, yang oleh psikolog Jean Piaget disebut sebagai skema. Saat kita menemukan informasi baru, kita cenderung ingin memilahnya ke dalam salah satu skema yang ada dalam proses mental yang dikenal sebagai asimilasi.
Namun terkadang, hal-hal baru yang kita pelajari tidak sesuai dengan apa yang sudah kita ketahui. Dalam hal ini, kita harus menyesuaikan pemahaman kita tentang dunia melalui proses yang disebut akomodasi. Intinya, kita harus mengubah cara berpikir kita untuk menghadapi informasi baru ini.
Baca Juga:3 Faktor Utama Keterbukaan Pikiran, Ayo Jadi Lebih Open Minded!Ini Makna dan 7 Karakteristik Sebenarnya dari Berpikiran Terbuka, Jangan Salah Kaprah!
Asimilasi cenderung merupakan proses yang cukup mudah dalam usaha mengembangkan keterbukaan pikiran; lagipula, kamu baru saja memasukkan informasi baru ke dalam sistem pengarsipan yang ada. Akomodasi lebih sulit. Kamu tidak hanya memasukkan sesuatu ke dalam file yang sudah ada; kamu membuat sistem pengarsipan yang benar-benar baru.
Terkadang informasi baru memerlukan pemikiran ulang tentang hal-hal yang kamu pikir sudah kamu ketahui. Hal ini memerlukan evaluasi ulang ingatan dan pengalaman masa lalumu berdasarkan apa yang telah kamu pelajari.
Untuk melakukan hal ini dalam upayamu mengembangkan keterbukaan pikiran, kamu harus mampu mengesampingkan penilaianmu, mencermati bukti-bukti yang ada, dan mengakui bahwa kamu salah. Proses itu bisa jadi sulit, membingungkan, dan terkadang menyakitkan atau mengubah hidup. Memang butuh banyak usaha mental, tapi kamu bisa melatih otakmu dan mengembangkan keterbukaan pikiran.
Tips Mengembangkan Keterbukaan Pikiran
Melawan Bias Konfirmasi
Kecenderungan kognitif yang dikenal sebagai bias konfirmasi dapat menjadi salah satu penyebab terbesar terhambatnya usaha mengembangkan keterbukaan pikiran. Mengatasi kecenderungan ini mungkin agak rumit. Bias konfirmasi melibatkan perhatian yang lebih besar terhadap informasi yang menegaskan keyakinan kita, dan pada saat yang sama mengabaikan bukti-bukti yang menantang apa yang kita pikirkan.