Frustrasi adalah emosi yang berasal dari tantangan yang menghalangi tujuan. Kemampuan menghadapi frustasi dikenal dengan istilah toleransi frustasi.
Individu dengan toleransi emosi ini yang tinggi mampu menghadapi kemunduran dengan sukses. Individu dengan toleransi emosi negatif ini yang rendah mungkin menjadi frustrasi karena ketidaknyamanan sehari-hari yang tampaknya kecil seperti kemacetan lalu lintas dan anak-anak yang berisik.
Individu dengan toleransi frustrasi yang rendah mungkin akan langsung menyerah pada tugas-tugas berat. Memikirkan harus mengantri atau mengerjakan tugas yang tidak mereka pahami mungkin terasa tidak dapat ditoleransi.
Baca Juga:Mengatasi Kepribadian Neurotisisme, Redakan Ketidakstabilan Emosimu dengan 5 Cara5 Efek Neurotisisme Terhadap Hubungan, Waspadai Ketidakstabilan Emosimu!
Jika kamu termasuk dalam spektrum toleransi terhadap jenis emosi ini yang rendah, hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah dalam hidupmu. Untungnya, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan toleransi terhadap rasa tersebut.
Konsekuensi Frustrasi
Toleransi terhadap situasi ini adalah komponen inti dari kesejahteraan psikologis Individu yang dapat mengatasi kemunduran cenderung lebih bertahan dalam mencapai tujuannya, sehingga dapat membantu mereka merasa nyaman dan mencapai lebih banyak hal.
Mereka yang memiliki toleransi terhadap salah satu perasaan negatif ini yang rendah mungkin mudah menyerah atau menghindari tugas-tugas berat sama sekali. Hal ini dapat berdampak buruk pada pencapaian mereka.
Hal ini juga dapat mempengaruhi hubungan. Individu dengan toleransi terhadap frustrasi yang rendah mungkin lebih cenderung marah ketika mereka merasakan emosi ini. Mereka mungkin kurang sabar terhadap perilaku pasangannya atau sikap tidak toleran terhadap situasi sehari-hari (seperti menunggu meja di restoran), dan hal ini dapat meningkatkan ketegangan dalam hubungan.
Penyebab
Ada beberapa alasan mengapa beberapa orang bergumul dengan rendahnya toleransi terhadap frustrasi:
Penyakit kejiwaan. Kondisi kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan, dapat menurunkan toleransi frustrasi seseorang. Penelitian juga menemukan bahwa individu dengan ADHD cenderung memiliki toleransi yang lebih rendah terhadap perasaan tersebut.
Kepribadian. Kepribadian juga berperan dalam toleransi frustrasi. Beberapa orang secara alami menoleransi keadaan yang membuat frustrasi lebih baik daripada yang lain.