“Kami berharap negara memberi hak kepada pemuda untuk menjawab tantangan zaman, untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan nasional, dan untuk mendorong dan memberi kesempatan bagi pemuda-pemudi yang progresif revolusione yang mampu menggoncangkan dunia,” harapnya.
Eko mengatakan, kontestasi politik bukan hanya mempengaruhi kebijakan selama 5 tahun ke depannya. Namun juga akan mempengaruhi generasi-generasi selanjutnya lewat produk-produk regulasi yang akan diterbitkan nantinya.
Namun saat ini, banyak politikus yang berkedok mendukung Gen Z maupun generasi Milenial, namun kerap hal tersebut hanya sebatas jargon belaka. Tapi, kadang justru tidak benar-benar memahami apa yang menjadi kebutuhan para generasi muda.
Baca Juga:Baznas Kota Pekalongan Tasyarufkan 150 Beasiswa, Walikota Aaf Berpesan untuk Semangat BelajarPelatihan Kerja Dinperinaker Ciptakan Peluang Usaha
“Dari Pekalongan kami lahir dan mendeklarasikan diri, Bangkit Bergerak Berjuang dengan melihat sosok Gibran sebagai seorang potensi pemuda yang paham akan tantangan zaman. Memiliki keberanian, memiliki GEBRAKAN, dan memiliki awareness terhadap dunia generasi milenial,” tegasnya.
Perlu diketahui, GEBRAKAN merupakan wadah generasi milenial yang fokus memperjuangkan hak-hak pemuda maupun generasi milenial pada era revolusi industri 4.0. Mereka bertekad mengembangkan talenta kepemudaan dalam menghadapi tantangan zaman dimasa depan.
Sebagaimana diketahui, pemilih muda akan mendominasi pada kontestasi Pemilu 2024. Bahkan sekitar 60 persen pemilih pada tahun 2024 adalah Generasi Z dan Milenial.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengunggah foto daftar pemilih sementara melalui akun resmi instagram @kpu_ri, terdapat 205 juta pemilih pada Pemilu 2024. Dari angka keseluruhan itu, Generasi milenial mendapat hak suara tertinggi sebanyak 69 juta pemilih. (dur)