KENDAL – Bulan Rabiul Awal atau lazim dikenal masyarakat muslim Indonesia sebagai bulan maulid, selalu menjadi bulan yang istimewa. Berbagai tradisi bercorak keagamaan pun lahir di bulan kelahiran Nabi Muhammad Saw ini, salah satunya Weh-wehan yang menjadi tradisi khas masyarakat Kaliwungu, Kendal.
Muslim Indonesia memang dikenal kaya dengan tradisi keagamaan, termasuk untuk memperingati bulan kelahiran Nabi, yakni Rabiul Awal atau maulid. Salah satu tradisi maulid yang telah berumur panjang itu yakni Weh-wehan yang hidup di masyarakat Kaliwungu. Tradisi ini disimbolkan dengan aktivitas saling berkunjung antar tetangga guna saling bertukar makanan.
Konon, kemeriahan dan syahdunya Weh-wehan ini nyaris seramai saat tradisi silturahmi di Hari Raya Idul Fitri. Tak ingin tradisi keagamaan ini hilang di masa depan, SMA NU 05 Brangsong pun berinisiatif menghadirkan Weh-wehan di lingkungan sekolah. Kegiatan dilaksanakan pada Sabtu (30/9/2023) kemarin.
Baca Juga:Program istimewa khusus diberikan kepada para pelajar dan mahasiswa, Beli BeAt Ada Paket KhususLomba Layangan Kembali Meriahkan Peringatan Sumpah Pemuda di Sapuro
Hal ini menjadi semakin unik, karena Weh-wehan yang biasanya identik dengan perkampungan, kini bisa dihadirkan di sekolah.
“Weh-wehan yang biasanya diadakan di kampung-kampung sekarang diadakan di sekolah. Yakni siswa di satu kelas diminta membawa makanan untuk kemudian ditukar dengan makanan yang dibawa oleh teman-temannya di kelas lain,” ungkap Ketua Panitia Kegiatan, Mahbub Mujahidin, seperti dilansir portal pcnukendal.com pada 30 September 2023.
Dengan menghadirkan Weh-wehan di lingkungan sekolah, Mahbub berharap para siswa bisa mengenali dan memahami tradisi ini, sehingga ke depan bisa ikut bertanggung jawab melestarikan kebiasaan positif ini.
Terlebih, tradisi Weh-wehan di lingkungan sekolah ini juga mendapat support langsung dari Kepala SMA NU 05 Brangsong, Ana Khoirul Umami. Alhasil, acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw yang biasanya identik dengan pengajian umum, kini semakin semarak dengan dimasukkannya tradisi Weh-wehan.
“Disamping melestarikan tradisi ini, juga untuk mengenalkan tradisi ini pada siswa lain. Karena tidak semua siswa SMA NU 05 Brangsong berasal dari Kaliwungu,” terang Ana Khirul Umami.
Adapun untuk pengajian umum, pihak sekolah menghadirkan mubaligh setempat, yakni Kiai Jumali untuk menyampaikan tausiyah tentang Rasulullah Saw. Sementara acara juga bertambah semarak dengan penampilan grup rebana SMA NU 05 Brangsong, Al Ishlah. (sef)