BATANG, RADAR PEKALONGAN – Geliat literasi turut ditunjukkan pemuda Desa Candiareng yang tergabung dalam Toko Sinjab. Lewat wadah ini, para pemuda turut menuangkan semangat literasi dan edukasi terkait wajah dan seluk beluk Desa Candiareng.
Lewat buku yang bertajuk “Wajah Desa Candiareng”, Toko Sinjab turut membawa Candiareng sebagai desa pertama yang merilis asal usulnya di Kecamatan Warungasem.
“Buku Wajah Desa Candiareng merupakan karya orisinil satu- satunya di Kecamatan Warungasem. Jadi kami apresiasi semangat para pemuda yang telah menyusun buku ini,” ujar Camat Warungasem, Darsono saat penyerahan buku ke pemerintah desa beberapa waktu lalu.
Baca Juga:Bahan Bakar Minyak Naik, Beralih Motor ListrikCegah Bullying dan Kekerasan Seksual
Menurutnya, buku ini merupakan sebuah karya yang tercetak, catatan bermakna sejarah yang inspiratif dan kreatif dari anak bangsa. Sehingga didalamnya turut memuat semangat kebersamaan, persatuan dan kesatuan merupakan kunci sukses untuk meraih sebuah cita-cita.
Terpisah, Penulis Utama Wajah Desa Candiareng, Agus Supriyanto, menyebut nama candiareng sepertinya masih asing di telinga. Oleh karenanya, pihaknya ingin Candiareng lebih dikenal oleh masyarakat luas, dengan hadirnya buku ini.
Dijelaskannya, buku ini berhasil dirampungkan selama 5 bulan. Proses penulisan dimulai dari bulan April dan diselesaikan pada bulan September bertepatan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Selain dirinya, ada beberapa pemuda lainnya yang bergabung, seperti Yuda, Burhan, dan Nidhom.
“Bisa kita lihat dalam internet ketika mengetik Candiareng di google, kemudian apa hasilnya kalau bukan kekosongan, sedikit informasi dan sedikit pula kisahnya. Oleh karenanya sebagai putra asli desa Candiareng, kami yang tergabung dalam Toko Sinjab bertekad untuk memberikan kontribusi positif bagi kemajuan desa Candiareng melalui buku ini,” ujar Agus saat diwawancarai, Senin (2/10/2023).
Menurutnya, Candiareng merupakan sebuah desa yang memiliki toponim menarik, di dalamnya ada dukuh candi krajan, candi klenteng, candi kedungwadas, bahkan di kampung sebelahnya ada candi blusukan dan candi arum.
Bagi sebagian orang, nama candiareng mungkin unik walau jarang digunakan, namun anehnya ada kisah-kisah legenda di balik setiap namanya, apalagi di batas batas desanya ada penanda pepohonan seperti beberapa randu alas. Di dalam alas yang luas itu, terdapat Dukuh Klopogodo yang menjadi tempat menyusun siasat perang untuk mengusir penjajah