“Hari ini kita di sini di Monumen Tugu Perjuangan yang melalui relief di sini menceritakan peristiwa itu, namun kita sampaikan bahwa tempat yang sebenarnya di Masjid Syuhada. Semoga generasi muda tahu sejarah, banyaknya pengaruh melalui gadget sangat ironis bila kita tidak mengenalkan sejarah ke generasi muda,” imbuh Dirham.
Sementara itu, Khairul Faris kelas VIII SMPN 8 Kota Pekalongan merasa senang mendapat kesempatan mengikuti kegiatan napak tilas sejarah pertempuran 3 Oktober 1945.
Ia mengaku jadi lebih paham bahwa di Kota Pekalongan pernah ada sejarah penting perjuangan masyarakat merebut kemerdekaan dari penjajah Jepang.
Baca Juga:Musim Peralihan, Kucing Rawan Terpapar VirusOrganisasi Shiddiqiyyah Kota Pekalongan Santuni 24 Anak Yatim dan Dhuafa
“Sebelumnya belum tahu dan sekarang jadi tahu, tadi belajar sejarah Pekalongan dari tanggal 3-7 Oktober. Masyarakat Kota Pekalongan melakukan perundingan agar Jepang tidak menjajah kota Pekalongan lagi hingga akhirnya jepang meninggalkan Pekalongan dan menyerahkan senjata ke TKR atau tentara keamanan rakyat,” tuturnya. (way)