Pemilu 2024, Warga NU Diminta Tak Terpecah Belah

Warga NU
RAKOR - Para Pengurus Syuriah dan Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Kendal saat melaksanakan rakor dengan PRNU di SMA NU 01 Al Hidayah, Minggu (01/10/2023).
0 Komentar

KENDAL – Tahun politik selalu menjadi ujian bagi ormas Islam sebesar Nahdlotul Ulama (NU), karena adanya potensi pihak-pihak yang menyeret NU ke politik praktis. Karena itu, warga NU diminta tetap solid dan tak mudah terpecah belah hanya karena perbedaan pilihan politik.

Pesan ini disampaikan Rois Syuriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Kendal, Kiai Kamaludin di hadapan para Pengurus MWC NU yang menghadiri rapat koordinasi di SMA NU 01 Al Hidayah, Minggu (01/10/2023).

Rakor sendiri dihadiri jajaran pengurus Syuriah dan Tandzfidiyah MWC NU Kecamatan Kendal, pengurus Lazisnu Kecamatan dan Ranting, serta ketua Ranting NU se-Kecamatan Kendal. “Jangan hanya karena beda pilihan politik, warga NU terpecah belah hingga tercerai berai,” pesannya tegas.

Baca Juga:SMK Yapenda 1 Jadi Sekolah Kejuruan Tertua di Kabupaten PekalonganPeringati Pertempuran 3 Oktober 1945, Ajak Siswa Kenali Sejarah Pekalongan

Dikatakan Kiai Kamaludin, relasi NU dan politik semestinya telah jelas dan final sejak khittah diberlakukan. Bahwa sebagai jam’iyah, NU tidak boleh berpolitik praktis atau terseret ke pusaran kontestasi politik lima tahunan, baik Pileg, Pilpres maupun Pilkada di 2024 mendatang.

“Setelah khittah, NU tidak berpolitik praktis, tapi mempersilakan warganya untuk berpolitik sesuai dengan pilihan pribadi masing-masing,” terang Kiai Kamaludin seperti dilansir portal pcnukendal.com pada 2 Oktober 2023 pagi.

Kiai Kamaludin karenanya berharap agar agar pengurus NU di semua tingkatan tidak membawa-bawa nama organisasi NU untuk tujuan politik praktis. Sebab momentum tahun politik seperti saat ini selalu ada potensi dari oknum-oknum politik yang membawa-bawa atau bahkan mengatasnamakan jam’iyah untuk kepentingan politik pribadi dan kelompoknya.

“Maka kepada warga NU harus hati-hati dalam menyikapi (tahun politik), jangan sampai diadu-domba hingga menimbulkan perpecahan. Mari kita jaga ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathoniyah demi kedamaian bersama,” jelasnya.

Rakor MWC NU sendiri membahas sejumlah persoalan organisasi, seperti sinergitas antar lembaga dan NU di semua tingkatan, perkembangan Lazisnu Kecamatan Kendal, dan pelaksanaan Musyawarah Ranting (Musting) untuk konsolidasi organisasi.

Rakor ini juga diharapkan kian memperkuat sinergi antara NU dengan lembaga, baik di tingkat MWC maupun Pengurus Ranting NU (PRNU). Menurut Sekretaris MWC NU Kecamatan Kendal, Umar Kholil, sinergi tersebut harus terjalin dengan baik agar progam-program NU bisa berjalan dengan lebih optimal. “Karena lembaga merupakan pelaksana progam-progam NU, jadi harus ada sinergi dengan induk organisasinya yaitu NU,” kata Umar.

0 Komentar