PANINGGARAN – Akibat musim kemarau panjang, debit mata air di Blok Siwuni di Desa Lambanggelun, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, menyusut. Padahal, mata air ini sumber air bersih Pamsimas di desa ini. Akibatnya, warga di tiga pedukuhan di Desa Lambanggelun alami krisis air bersih saat musim kemarau ini.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk memasak, warga Desa Lambanggelun rutin mendapat pasokan air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan. Sementara untuk mandi dan mencuci, warga di pegunungan ini mengandalkan air sungai.
Kepala Desa Lambanggelun, Abdul Hadi, kemarin, menerangkan, ada tiga pedukuhan di desanya yang mengalami kekeringan. Yakni Dukuh Sasak, Dlimas, dan Dukuh Siberuk.
Baca Juga:Rekrutmen PPPK Kota Pekalongan Tahun 2023, Belum Ada Pendaftar ‘Submit’ Lowongan PPPK NakesPeringati Perjuangan Masyarakat Pekalongan
“Sebenarnya Pamsimas di sini sudah ada. Cuma sumber mata airnya kurang maksimal. Sebab jika kemarau lebih dari tiga bulan, sumber airnya kecil,” ungkap dia.
Dikatakan, untuk Pamsimas di desanya mengandalkan sumber mata air dari Blok Siwuni di desanya. Menurutnya, akibat musim kemarau panjang pada tahun 2023 ini, debit mata air ini menyusut drastis, sehingga pasokan air bersih untuk warganya tak mencukupi.
“Tahun kemarin ndak kekeringan, karena ndak ada kemarau panjang. Tahun ini kemaraunya panjang, tiga bulanan, sehingga debit mata airnya menyusut,” katanya.
Disebutkan, di tiga pedukuhan itu ada sekitar 250 rumah dengan 300 kepala keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, beberapa warga minta air bersih kepada warga lainnya yang memiliki sumur dalam.
Namun, lanjut dia, di desanya hanya ada beberapa warga yang mempunyai sumur dalam. Sehingga itu tak mampu mencukupi kebutuhan air bersih warga.
Menurutnya, sumur dalam di desanya yang masih ada airnya saat ini adalah sumur dengan kedalaman 20 meter hingga 30 meter. Sumur dengan kedalaman hanya 10-an meter, sumurnya sudah mengering. Sumur dalam ini hanya ada airnya saat musim hujan.
“Ada warga yang punya sumur dalam, warga lainnya pada minta. Namun hanya beberapa saja yang punya sumur ini. Karena kekeringan kami akhirnya lapor ke BPBD,” ujar dia.