KENDAL – Menghadapi peralihan cuaca dari kemarau ke musim hujan, Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Banser Kendal Siagakan Relawan Bagana (Banser Tanggap Bencana). Sebanyak 150 anggota Bagana ini baru-baru ini dibekali pelatihan lanjutan terkait manajemen penanganan bencana.
Apel Kesatuan dan Latihan Lanjutan untuk Bagana ini dilaksanakan pada Sabtu (30/9/2023) lalu di Pondok Pesantren Ki Bodo Sukorejo, Kendal. Pesertanya merupakan relawan Bagana dari 20 kecamatan se Kabupaten Kendal.
Kepala Satuan Khusus (Kasatsus) Bagana Kendal, Primadiyanto mengatakan, pihaknya berharap latihan lanjutan yang diikuti anggota dari seluruh kecamatan ini bisa semakin memeratakan sumberdaya relawan Bagana di Kabupaten Kendal. Sehingga, jika terjadi bencana manajemen dan SOP nya sudah jelas, bahwa yang terdekat bisa melakukan penanganan lebih dulu.
Baca Juga:SMK Yapenda 2 Wiradesa, Ajak Siswa Nguri-Nguri KebudayaanH Mastur Resmi Pimpin GNPK Jateng, Siap Benahi Organisasi
“Kita bisa bergerak lebih cepat karena di setiap daerah ada anggota kita yang memiliki skill di situ,” ungkap Primadiyanto seperti dilansir portal pcnukendal.com.
Latihan lanjutan ini menghadirkan instruktur profesional dari Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) Semarang. Harapannya anggota Bagana semakin profesional dan meningkat kapasitasnya dalam penanganan bencana. “Kegiatan ini sekaligus wujud keksiapsiagaan Bagana menghadapi peralihan musim kemarau ke musim hujan yang bisa meningkatkan risiko bencana,” ujarnya.
Selain menjadi wujud profesionalisme dan peningkatan kapasitas anggota Bagana Kendal, Apel kesatuan dan latihan lanjutan juga diadakan untuk menghadapi perubahan iklim dari kemarau ke musim penghujan.
Dalam kesempatan ini, para relawan Banser ini berkesempatan mendapatkan pembekalan materi dan praktik Medical First Respon (MFR), SAR sistem manajemen, dan pengenalan alat vertikal rescue. Mereka juga mempraktikkan simulasi penanggulangan bencana dipandu instruktur profesional dari Basarnas Semarang.
Sementara itu, anggota Seksi Sumberdaya Basarnas Semarang, Edy Prasetyo menjelaskan, para anggota Banser dibekali MFR agar mereka memiliki kemampuan dasar seorang relawan, baik untuk penanganan di hutan, air dan medan ketinggian seperti tebing gunung.
Harapannya, para relawan tidak hanya menolong, melainkan juga tahu dasar-dasar medis. “Sementara pembekalan SAR sistem manajemen diberikan agar relawan tahu penempatan yang tepat sesuai bidang keahliannya, mengetahui prosedur laporan operasi SAR dan dapat menggunakan alat vertikal rescue,” terangnya.