“Sementara pembinaan ilmiah dan intelektual disusun dalam program perkuliahan dengan menggunakan pendekatan kajian kitab sebagaimana berlaku di pondok-pondok pesantren dan pendekatan ceramah/diskusi, tugas mandiri dan kelompok sebagaimana berlaku di perguruan tinggi,” ujarnya.
PUTM juga akan memadukan metode klasikal tradisional dengan sistem modern ala perguruan tinggi, sehingga para mahasiswa nantinya memiliki wawasan dan pemahaman yang luas.
“Ini perpaduan antara sistem pondok pesantren yang clasikal, seperti sorogan (menyodorkan kitab ke kyai-red) dan bandongan (kyai/ustadz membaca kitab dan menterjemahkan, menerangkan secara rinci dan santri mendengarkan, menyimak dan mencatatnya-red) dan juga sistem perguruan tinggi modern, sehingga diharapkan melahirkan karakteristik khusus yang mandiri,” beber Endi.
Baca Juga:SMK Muhammadiyah Kedungwuni Gelar P5, Wujudkan Siswa Sehat Fisik dan MentalUIN Gus Dur Siap Menuju PORSI Jawara I di Jember
Sementara itu, anggota BPH Umkaba, Moechammad Noer Agoes Hidayat, meminta seluruh stakeholder Muhammadiyah di Kendal menjadikan Ma’had Jami’ah Umkaba sebagai prioritas program yang dilaksanakan.“Ini saatnya kita melahirkan kader-kader ulama di semua tingkatan, dari daerah, cabang dan ranting. Karena itu, harus ada sinergi dengan majlis/lembaga serta Lazismu,” ujar Agoes. (red/sef)