KOTA – Kasus bullying yang kerap kali terjadi di lingkungan pendidikan terlebih akhir-akhir megalami pelonjakan kasus bahkan hingga viral di media sosial, membuat khawatir instansi pendidikan hingga berlomba-lomba untuk menyelenggarakan kegiatan edukasi tentang bahaya bulyying.
Tidak terkecuali SMPN 3 Pekalongan yang memanfaatkan moment gelar karya untuk memberikan edukasi tentang bahaya bulyying. Gelar karya p5 yang mengangkat tema “aku berharga di matanya “. Tema ini memberikan edukasi bahwa setiap orang itu berharga, jika ingin berharga di mata orang lain maka ia juga harus menghargai orang lain dengan tidak melakukan tindakan bulyying baik secara fisik maupun verbal.
Disampaikan koordinator projek Dianita Rokhmiati Ning SPd mengungkapkan bahwa konsep projek p5 ini adalah memberikan pemahaman siswa tentang apa itu bullying dan bahaya melakukan bulyying dengan membuat vidio, poster atau media lainnya. Selain itu narasumber yang berkompeten juga dihadirkan langsung untuk memberikan edukasi kepada siswa yaitu dari psikolog dan BNN.
Baca Juga:Silatda II, RMI PWNU Jateng Sosialisasikan Perda PesantrenDampingi Siswa Cegah dan Tanggulangi Kekerasan di Sekolah
“Kita juga memberikan fasilitas bagi para siswa untuk menunjukkan bakat mereka dalam menyampaikan pesan tentang bullying, baik melalui drama, vidio, pidato, puisi, poster, mading dan lain sebagainya,” ungkap Dianita.
Ia berharap, dengan kegiatan edukasi ini bisa memberikan pemahaman kepada siswa secara utuh tentang makna bulyying dah bahaya bulyying jika dilakukan. Sehingga tindak bulyying baik secara verbal dan fisik bisa menghilang sedikit demi sedikit.
Sementara itu, salah satu peserta projek p5 Moch Messa Gina Satriawan kelas 7 A mengaku sangat senang mengikuti kegiatan ini, ia merasa mendapatkan banyak ilmu tentang bulyying yang ternyta tanpa sadar ia juga pernah menjadi pelaku.
“Seneng sih, jadi banyak tahu tentang bulyying dan sangat bermanfaat bagi kami semua. Semoga dengan ini di SMPN 3 Pekalongan bebas dari bulyying,” terang Messa sapaan akrabnya.
Dan peserta projek p5 lainnya Safa Nayla Alifah juga merasakan senang mendapatkan ilmu tentang bulyying dan bagaimana mengatasi serta mencegah terjadinya bulyying di sekolah. Meski mengaku sempat merasa menjadi objek bulyying secara verbal ia tidak patah semangat dan terus menerus memperbaiki diri.