KAJEN – Praktik prostitusi online semakin marak di Kabupaten Pekalongan. Praktek esek-esek ini lebih rapi dan susah terbongkar karena transaksi atau tawar menawar dilakukan dengan memanfaatkan beberapa aplikasi di handphone, seperti Aplikasi Me Chat.
Sebagai tempat “bercinta”, biasanya si wanita sudah menyiapkan tempat seperti menyewa satu kamar di hotel, atau menyewa kos-kosan.
Ironisnya, bisnis esek-esek online ini bukan hanya dilakoni perorangan saja. Bisnis ini sudah memunculkan bos atau mucikari yang membawahi beberapa Wanita seks komersil. Dalam praktik ini, bos atau mucikari itu mempromosikan anak buahnya dengan menguplod foto-foto dalam aplikasi Me Chat.Untuk mengetahui bagaimana modus praktik bisnis esek-esek online, Radar mencoba menghubungi salah satu warga yang paham bisnis ini. Sebut saja Namanya, Frans.
Baca Juga:Pameran Keliling Museum Ranggawarsita Disambut Antusias Warga PekalonganMudahkan Surat Menyurat dan Simpan Arsip Kedinasan, Wali Kota Launching Aplikasi Srikandi
Ditemui di salah satu tempat di Kulu, ia membenarkan maraknya praktik prostitusi online.“Me Chat? (aplikasi praktik protitusi online, red), banyak mas. Cek aja tuh kos-kosan,” katanya.
Lebih ekstrim lagi, sumber Radar ini malah menunjukkan salah satu kos-kosan di sekitar peribadahan gereja wilayah Banjarejo, Karanganyar.
“Tak kasih tahu mas, disitu ada anak dibawah umur dijual melalui Me Chat atau Facebook dengan tarif Rp 200 ribu hingga 300 ribu,” jelasnya.
Ironisnya, gadis yang diduga masih berusia 17 tahun berasal dari Proto, Kdungwuni, kurang normal.“Ini cewek dijual sama suami istri inisial S dan T. Setiap malam, cewek ini disuruh melayani 10 orangan dengan tarif Rp 200 ribu sampai 300 ribu. Tapi oleh mucikari yang suami istri ini, si cewek malang itu hanya diberi uang Rp 100 ribu. Ini perlu saya sampaikan agar orangtua cewek berinisial L menjemput, karena pamitnya cewek itu jadi PL (pemandu lagu, red), tapi ternyata malah dijual,” tegasnya.
Untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut, Radar mencoba masuk ke aplikasi Me Chat. Setelah melihat beberapa foto, sampai akhirnya Radar menemukan foto atas nama Lisa. Beberapa pancingan apakah orang yang komunikasi sama dengan foto yang diuplod, Radar mencoba menggertak bila pertemuan tak sesuai dengan foto maka perjanjian batal. Namun bukannya takut, cewek “BO” ini mendatangi kos-kosan di daerah Gereja di Karanganyar.