BATANG – Praktik pembelajaran P5 di SDIT Permata Hati Batang terbilang unik. Pasalnya, pihak sekolah rela menyediakan tembok kosongnya untuk dijadikan media seni mural para siswa siswinya.
Diketahui, program Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) menjadi agenda pembelajaran rutin yang dilaksanakan sekolah di setiap semester di masing-masing kelas. Seperti yang dilakukan siswa SDIT Permata Hati Batang pada Rabu (11/10/2023) lalu, sebanyak 98 siswa kelas 5 ini melakukan pembelajaran kearifan lokal melalui seni mural.
Untuk memaksimalkan praktik pembelajaran P5 ini, SDIT Permata Hati menggandeng Komunitas Serbuk Pensil yang memang memiliki pengalaman dan kompetensi soal seni melukis, terutama mural. Kegiatan ini terbilang unik dan mungkin jarang ditemui dalam praktik pembelajaran P5 di sekolah lainnya.
Baca Juga:Drumband Akmil dan Parade Alutsista Akan Meriahkan Rangkaian Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H/2023 MMomen HSN, PCNU Ajak Santri Gelorakan Jihad Intelektual Bangun Kejayaan Negeri
Pertama, kalau biasanya pembelajaran tentang budaya lokal umumnya hanya melalui buku ajar, kali ini siswa SDIT Permata Hati Batang justru dapat belajar sambil mengekspresikan diri melalui karya seni mural. Alhasil, siswa pun menjadi lebih antusias dalam belajar.
Keunikan kedua, demi mendukung praktik pembelajaran P5 ini, SDIT Permata Hati Batag juga rela menyediakan dinding kosong sekolah untuk dijadikan media siswa berkreasi. Sebanyak 98 siswa diminta melukis beragam budaya lokal Kabupaten Batang sambil mengenal kearifan lokal.
“Sebagian besar siswa SDIT Permata Hati Batang sebetulnya bercenderungan kinestetik. Jadi seni mural ini cocok sekali untuk pembelajaran anak mengenal budaya lokal secara visual,” ungkap Kepala SDIT Permata Hati Batang, Irwa Arifiana, Jumat (13/10/2023).
Ia juga menuturkan, praktik pembelajaran P5 ini mendukung kreatifitas siswa. Yang tak kalah penting cara ini memberikan pengalaman berkesan untuk anak tingkat SD. Karena seni ini sangat jarang didapatkan di bangku Sekolah Dasar.
“Dalam hal ini kami menargetkan yang pertama, sebagai pengetahuan siswa terhadap budaya lokal baik seni maupun tradisi. Kedua, melihat seni dari perspektif media lain. Ketiga, siswa dapat melihat keanekaragaman sebagai sesuatu yang indah. Keempat, siswa mampu bekerjasama dan percaya diri. Dan terakhir, memberikan pengalaman berkesan untuk siswa supaya melihat bahwa seni itu menyenangkan,” beber Irwa Arifiana.