Kekeringan akibat dampak musim kemarau panjang di Kabupaten Pekalongan kian meluas ke daerah pegunungan. Salah satunya dialami masyarakat Dukuh Langkap Selatan dan Pedayeman di Desa Luragung.
Meski dua pedukuhan ini berada di sekitar kawasan hutan, namun dampak kekeringan tak luput menimpa warganya. Pasalnya, debit mata air sebagai sumber utama air bersih di desa ini debitnya menyusut. Sehingga kerap tak mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga.
Perangkat Desa Luragung, Amat Basuki, mengatakan, sumber air bersih utama di Desa Luragung berasal dari sumber mata air di Desa Garungwiyoro. Sumber mata air itu jauhnya sekitar tujuh kilometer dari Desa Luragung.
Baca Juga:Pelajar SMKN 1 Warungasem Diajak Dukung Fashion Ramah LingkunganKhataman Al-Qur’an 1.000 Kali Akan Semarakkan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H/2023 M
“Sumber ini disalurkan ke Desa Luragung dan ditampung di bak penampung baru didistribusikan ke rumah warga. Namun di musim kemarau panjang ini mengakibatkan debit mata air sumber ini berkurang,” kata dia.
Akibatnya, sumber air bersih utama di Desa Luragung ini tak mampu memenuhi kebutuhan air bersih seluruh masyarakat di desa itu. Beberapa pedukuhan di desa ini kesulitan air bersih. “Ada memang dari sumur bor, namun tak semua warga punya. Ini pun debitnya mulai menyusut sehingga tak semua warga bisa minta terus ke pemilik sumur bor,” ungkap dia.
Akibat sulitnya pasokan air bersih, kata dia, warga Dukuh Langkap Selatan RT 008 RW 004, RT 009 RW 004 dan Dukuh Pedayeman di RT 001 RW 001, RT 004 RW 002 mengalami krisis air bersih.
“Warga mencari sumber yang masih bisa dipakai atau ngangsu. Lumayan jauh kita cari di sungai. Sekitar 2 kilometer. Di sepanjang aliran sungai itu kita cari sumber-sumber air. Untuk MCK juga di Kali Keruh,” katanya.(had)