PEKALONGAN,RADARPEKALONGAN.ID – Persoalan penurunan stunting di Kota Pekalongan menjadi fokus utama yang digiatkan oleh Pemkot Pekalongan. Oleh karena itu, Pemkot bergerak cepat dengan mengoptimalkan langkah konvergensi lintas program dan lintas sektor.
Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB) Kota Pekalongan, Yos Rosyidi SIP MM mengungkapkan bahwa, intervensi pada permasalahan kesehatan masyarakat termasuk stunting memerlukan konvergensi lintas program dan lintas sektor yang meliputi intervensi spesifik yang merupakan tanggung jawab sektor kesehatan, dan intervensi sensitif yang merupakan tanggung jawab lintas sektor.
“Jadi penanganan kasus stunting di Kota Pekalongan harus secara serius melibatkan banyak pihak. Misalnya, dari BKKBN melalui pendampingan dan sosialisasi kepada masyarakat dan upaya pencegahan perilaku,” ucapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (18/10/2023).
Baca Juga:55 Ponpes Meriahkan Pesantren Expo se-Eks Karesidenan Pekalongan di UIN Gus DurDPC PPP Kota Pekalongan Targetkan Raih Minimal 7 Kursi pada Pemilu 2024
ASN Pemkot bergerak cepat dengan mengoptimalkan langkah konvergensi lintas program dan lintas sektor dalam menangani stunting.(Radarpekalongan.id)
Kemudian dari DPUPR, ada kegiatan untuk jambanisasi dan sanitasi lingkungan untuk intervensi secara tidak langsung. Dari Dinperpa memberikan pelatihan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan bantuan bahan pangan seperti sayur- mayur, telur, susu, dan daging.
Selanjutnya Dinas Kelautan dan Perikanan sudah memberikan bantuan ikan segar untuk bisa diolah kepada keluarga yang memiliki anak beresiko stunting. Serta dari Dinas Kesehatan memfasilitasi layanan Rumah Singgah Gizi dan pemeriksaan kesehatan secara rutin kepada remaja, calon pengantin, dan ibu hamil.
Libatkan CSR untuk Turunkan Stunting di Kota Pekalongan
“Beberapa CSR juga sudah dilibatkan dalam membantu penanganan stunting,” tambahnya.
ASN Pemkot bergerak cepat dengan mengoptimalkan langkah konvergensi lintas program dan lintas sektor dalam menangani stunting.(Radarpekalongan.id)
Hal ini dikarenakan stunting di Kota Pekalongan disebabkan berbagai faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh kekurangan energi kronis yang dialami oleh ibu hamil maupun gizi buruk pada balita. Persoalan stunting juga disebabkan oleh faktor lain seperti ekonomi, ketahanan pangan keluarga, pola asuh, dan buruknya sanitasi lingkungan.
Yos Rosyidi menyampaikan, target penurunan angka stunting di Kota Pekalongan sebesar 14,88%, sementara di Tahun 2024 sebesar 12,24%, dimana target secara nasional di Tahun 2024 sebesar 14 persen. Berdasarkan data, saat ini di Kota Pekalongan masih ada 206 baduta dan 1.038 balita yang menderita stunting.