KOTA – Perkembangan saat remaja sangat menentukan kualitas seseorang untuk menjadi individu dewasa. Masalah gizi yang terjadi pada masa remaja akan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit di usia dewasa serta berisiko melahirkan generasi yang bermasalah gizi.
Remaja putri yang menderita anemia berisiko menjadi wanita usia subur yang anemia selanjutnya menjadi ibu hamil anemia, bahkan juga mengalami kurang energi protein. Ini meningkatkan kemungkinan melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dan stunting, komplikasi saat melahirkan serta beberapa risiko terkait kehamilan lainnya.
Untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan menghindari penyakit yang berbahaya, Dinas Kesehatan Kota Pekalongan melalui UPT Puskesmas Kusuma Bangsa, Kecamatan Pekalongan Utara mengintensifkan pemeriksaan kesehatan meliputi Hemoglobin (HB) dan kadar gula darah bagi pelajar sekolah SMP Negeri 2 Kota Pekalongan, Rabu (18/10/2023).
Baca Juga:Bangun Kecintaan Warisan Budaya BatikSasaran Tercapai 100 Persen, TMMD Sengkuyung di Podosugih Ditutup
Dokter UPT Puskesmas Kusuma Bangsa, dr Candra Muhammad Yusuf menjelaskan bahwa, untuk pengambilan sampel pemeriksaan kesehatan ini diikuti oleh 99 siswa-siswi SMP Negeri 2 Kota Pekalongan. Mereka diperiksa kadar HB dan kadar gula darah. dr Candra menerangkan, HB atau hemoglobin adalah protein yang terdapat pada sel darah merah.
Hemoglobin memiliki berbagai peran penting dalam tubuh, salah satunya yaitu mengikat dan mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Kadar hemoglobin normal dalam tubuh penting untuk selalu dijaga agar protein tersebut dapat menjalankan fungsinya secara optimal.
dr Candra menyebutkan, Dalam keadaan sehat, normalnya seseorang memiliki kadar hemoglobin 12-14 gram/dL.
“Kita lihat dari apakah ada gejala anemia, pucat atau tidak, dari kadar HB apakah dibawah 12 gram/dL atau sudah cukup yakni antara 12-14 gram/dL,” ucapnya.
Sementara itu, dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu pada tinggi rendahnya glukosa di dalam darah. Glukosa dibutuhkan sebagai sumber utama energi bagi sel-sel di dalam tubuh. Dari hasil pemeriksaan, diakui dr Candra masih banyak pelajar sekolah khususnya remaja putri yang kadar HBnya kurang normal atau dibawah 12 gram/dL.
“Padahal, dari Dinkes sudah rutin 3 bulan sekali memberikan tablet tambah darah (ttd) kepada pelajar SMP dan SMA sederajat untuk diminum seminggu sekali. Namun, mayoritas dari mereka masih kurang disiplin untuk mengonsumsi, sehingga kami dapatkan masih banyak siswa yang HBnya kurang normal,” tegasnya.