Oleh : Nur Laila, S. Pd.I.
Pendidikan pada umumnya mempunyai tujuan akhir pengembangan kompetensi siswa baik dalam aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotorik. Dalam hal ini, sekolah mempunyai tanggung jawab untuk mencerdaskan siswa dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa. Menurut Herlina (2022) proses pembelajaran dan hasil belajar perlu ditingkatkan karena merupakan tolak ukur dalam mencapai keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah guru yang melaksanakan proses pembelajaran. Indikator keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari perhatian, motivasi, dan keaktifan siswa.
Guru merupakan faktor yang paling dominan yang menentukan kualitas pembelajaran. Secara umum proses pembelajaran yang baik merupakan kegiatan transformasi pengetahuan dan kemampuan guru kepada peserta didiknya. Guru harus memiliki kemampuan menyampaikan pengetahuan dan pemahaman yang dimilikinya.
Perubahan paradigma pembelajaran saat ini menuntut kreatifitas guru di dalam pembelajaran. Guru dituntut mengembangkan kreatifitas agar pembelajaran berjalan sesuai tujuan yang di capai. Kreatifitas yang baik akan menunjang proses belajar yang aktif.
Baca Juga:Polres Pekalongan Giat KRYD Cipta Kondisi di Sejumlah Kafe, Amankan Puluhan MirasResmob Polres Pekalongan Bekuk Pelaku Judi Togel di Kedungwuni
Seorang pendidik tentunya harus mampu mendorong siswa agar dapat memperoleh gagasan dengan mengutamakan pembelajaran yang baik dan menyenangkan. Sehingga dapat merangsang nalar kritis siswa dalam proses pembelajaran.
Banyak cara dapat dilakukan. Salah satunya dengan menggunakan model Problem based learning (PBL). Yakni suatu pembelajaran yang berbasis dengan sebuah metode untuk memperkenalkan peserta didik terhadap suatu kasus yang memiliki keterkaitan dengan materi yang dibahas. Peserta didik diminta untuk mencari solusi mengenai bagaimana cara menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi dalam proses pembelajaran.
Berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek atau project based learning, dalam hal ini solusi yang ditawarkan tidak harus berupa produk. Namun proses yang dihadapkan adalah suatu pencarian mengenai jawaban dari masalah yang dihadapi. Hal ini menjadi fokus utama dan hasil akhirnya bukan sebagai penentu salah satu benar karena sifatnya yang terbuka.
Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh penulis, penggunaan model pembelajaran ini cukup efektif dalam merangsang kemampuan berpikir kritis siswa kelas 3A di MI YMI Wonopringgo 04 Kabupaten Pekalongan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2023/2024.