“Selanjutnya dilakukan simulasi ke Muzdalifah untuk mengambil batu kerikil dilanjutkan melempar jumrah, thawaf, sai, tahalul dan minum air zam-zam. Jadi simulasinya lengkap seperti aktivitas ibadah haji sebenarnya,” terang Nafiatun.
Sementara Koordinator Wilayah Kecamatan Bidang Pendidikan, Isro’atun mengatakan, manasik haji anak usia dini tidak hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi juga menciptakan pengalaman positif yang akan membekas dalam ingatan mereka.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi fondasi yang kuat dalam membangun kecintaan anak-anak terhadap agama dan nilai-nilai keislaman. Meskipun dalam bentuk simulasi yang disesuaikan dengan usia mereka, anak-anak bisa merasakan kebersamaan, kekhusyukan dan kegembiraan dalam melaksanakan ibadah,” jelas Isro’atun.
Baca Juga:Kota Pekalongan Mulai Godok Penyusunan RPJPD 2025-2045Batang Masih Butuh 4.060 Kotak Suara
Mengingat semarak dan suksesnya kegiatan ini, Ketua IGPAUD MNU Kabupaten Kendal, Nur Azizah berharap manasik haji massal ini bisa menjadi referensi kecamatan lain dalam melaksanakan kegiatan serupa.
Untuk diketahui, kegiatan manasik haji juga melibatkan orang tua sebagai pendamping, meski hanya sebagian orang tua yang diperbolehkan melakukan pendampingan. Hal ini dilakukan agar manasik lebih khusyuk dan melatih kemandirian anak. (red/sef)