WIRADESA – Ada hal menarik yang terkuak dalam Seminar Nasional Akselerasi Keuangan Inklusif (AKI) Terintegrasi Hulu Hilir melalui Hybrid Bisnis-Pemberdayaan Berbasis Koperasi dan Pondok Pesantren sukses digelar di Hotel Grand Dian, Kecamatan Wiradesa, Kamis (26/10/2023). Yakni, pertumbuhan industri keuangan syariah akan terus berkembang lebih cepat dan stabil ke depan.
Hal itu muncul dari 6 tokoh penting termasuk Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, para perwakilan dari Kementerian dan Lembaga, serta pejabat tinggi lainnya.
Dikatakan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia memiliki potensi luar biasa, terutama dalam sektor ekonomi dan keuangan syariah.
Baca Juga:Beli Motor Honda Double BonusPolres Siap Amankan Logistik Pemilu 2024
Dijelaskan, berdasarkan Islamic Finance Company Index, Indonesia berhasil meraih peringkat pertama. Selain itu, ia meramalkan pertumbuhan industri keuangan syariah akan terus berkembang lebih cepat dan stabil ke depan.
Susiwijono menekankan bahwa potensi ini didukung oleh lebih dari 39 ribu pesantren dan lebih dari 4,8 juta santri di Indonesia. Lebih dari 12 ribu pesantren, atau hampir 40%, memiliki potensi yang sangat baik, terutama di sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan usaha mikro kecil.
Diterangkan, pesantren juga memiliki peran yang signifikan dalam mendukung strategi nasional keuangan inklusif, sesuai dengan tema acara yaitu pengembangan ekonomi berbasis pesantren.
Susiwijono menyadari bahwa dalam era digitalisasi seperti saat ini, santri memiliki peran penting dalam mendorong digitalisasi di sektor ekonomi. Pengembangan keterampilan digital diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan hingga 16% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Oleh karena itu, di era digital, sosial media, dan teknologi, ia mendorong semua santri untuk meningkatkan kemampuan dan literasi di bidang ekonomi digital.
Senada disampaikan Sekretaris JATMAN, Dr. KH. Mashudi M.Ag. Ia menekankan bahwa peran santri dalam masyarakat tidak terbatas pada aspek agama, seperti memahami iman, Islam, dan akhlak. Santri juga diharapkan untuk menjadi individu yang pandai, memiliki keterampilan di bidang IT, serta memiliki kreativitas dan jiwa wirausaha.
“Santri, bukan saja orang yang mendalami tiga trinya, iman, islam, ihsanya. Tetapi mereka diharapkan sosok yang memberikan manfaat, maslahat, barokah disekelilingnya,”ujarnya.