Ia menjelaskan bahwa santri bukan hanya orang yang menghafal tasbih, melainkan sosok yang aktif dalam mengubah daerah sekitarnya menjadi tempat yang aman dan berkembang ekonominya. Ia memahami bahwa hubungan antara santri, kyai (pengajar di pesantren), dan masyarakat sekitar adalah saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
Mashudi berpendapat bahwa santri memiliki konsep yang jelas tentang bagaimana mengembangkan dan memanfaatkan potensi ekonominya untuk kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pekalongan, M. Yulian Akbar, mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan menyambut baik adanya seminar tersebut karena membahas mengenai percepatan inklusi keuangan, yang mana di Kabupaten Pekalongan sendiri terdapat berbagai potensi yang selaras dengan hal tersebut.
Baca Juga:Beli Motor Honda Double BonusPolres Siap Amankan Logistik Pemilu 2024
Dikatakan bahwa Kabupaten Pekalongan memiliki industri-industri potensial seperti pengolahan, pertanian dan perdagangan. Selain itu Kabupaten Pekalongan juga memiliki banyak UMKM dan Ponpes.
“Kabupaten Pekalongan memiliki PDRB terbesar di sektor industri pengolahan, kontribusinya sekitar 33%. Sektor pertanian berada di angka sekitar 19%, sementara perdagangan berkontribusi sekitar 17%,” ujarnya.
Adapun data terakhir juga menunjukkan bahwa terdapat sekitar 73 ribu UMKM, 108 pondok pesantren, dan ribuan santri. Selain itu, ada 150 koperasi yang aktif. “Ini merupakan potensi luar biasa bagi kami,”tambahnya.
Sekda menegaskan bahwa Kabupaten Pekalongan terus berupaya untuk membenahi dan mengembangkan diri, terutama dalam konteks pembangunan ekonomi.
“Kami punya mimpi bagaimana perekonomian di Kabupaten Pekalongan bisa berjalan dengan baik. Bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pekalongan, tidak memelulu investasi. Tapi kami akan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi,”tegasnya.
Pada acara itu juga dihadiri Kepala OPD, tamu undangan lainnya yang merupakan perwakilan dari berbagai instansi tingkat Provinsi di Indonesia dan juga perwakilan dari Kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan Prasasti Sekolah Tanpa Sekat (STS) berbasis pondok pesantren, SMK Pariwisata, dan UMKM Halal Go Export. Selain itu, juga dilakukan penandatanganan beras SUN3, kopi SUN3, dan Gerai Ginger Mania Santri. (yon)