“Memang memahamkan aktivitas KIM butuh waktu lama. Sehingga kita rumuskan, KIM kami punya dua target, yakni sholeh spiritual dan sosial. Kami mengajarkan mereka untuk memfilter, memilah pilih, memberi informasi yang dibutuhkan, untuk peningkatan hidup masyarakat, termasuk UMKM,”imbuhnya.
Sementara itu, Dirjen IKP Kemenkominfo RI, Usman Kansong, menyampaikan bahwa, di era teknologi digital seperti sekarang, ada dua tantangan yang dihadapi. Di satu sisi, teknologi digital tak terbatas ruang dan waktu, di mana orang bisa berkomunikasi dengan cepat, bersama siapa pun dan di mana saja berada. Tapi, di sisi lain, teknologi bisa merepotkan, seperti, saat ada oknum yang menggunakan media sosial menjadi sarana menebar hoaks atau disinformasi.
“Dari dua wajah teknologi, KIM memegang peranan penting. Dalam hal kebaikan teknologi, KIM harus menyampaikan informasi yang benar, dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat. Salah satu nilai penting KIM, mereka berdiskusi dalam kesetaraan karena namanya komunitas. Selain itu juga bottom up,” ungkapnya.
Baca Juga:RSUD Kajen Tambah Dokter SpesialisSosialisasi Gempur Rokok Ilegal Dikemas Asik
Usman menambahkan, dari sisi buruk teknologi, KIM bisa menjadi clearing house, rumah penjernih. KIM menyampaikan informasi yang benar, yang bisa dipertanggungjawabkan. Usman menyebutkan, di kompetisi kali pertama yang diselenggarakan tahun ini tersebut, memang baru ada tiga bidang, yakni UMKM, pariwisata, serta pertanian, termasuk perkebunan, perikanan, dan peternakan. Namun, ke depan, pihaknya akan menambah kategori yang dilombakan.
“Saya mengapresiasi mereka yang mau bekerja keras untuk masyarakat, termasuk teman-teman KIM,” tandasnya.(nul)