SRAGI – Anak SD diduga alami kekerasan di sekolah viral di media sosial. Kejadiannya di salah satu sekolah dasar negeri di Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan.
Di medsos disebutkan, seorang siswa kelas 6 SD di Sragi mendapat perlakukan kurang menyenangkan dari teman-temannya. Dari penuturan ibu korban, peristiwa bermula saat anak-anak bermain di jam kosong hari Senin (30/10/23) pukul 11.00 Wib. Awalnya mereka bermain berantem-beranteman, namun salah seorang siswa yang kebetulan sudah lama mengikuti karate bermain dengan kurang wajar.
Dalam keterangan di medsos disebutkan, ia membanting temannya ke lantai hingga tiga kali. Pada bantingan kedua, kepala temannya itu terkena bangku, dan yang ketiga ia banting temannya sampai dijedotin ke lantai sampai kepalanya berdarah.
Baca Juga:Sentra Terpadu Kartini Launching Layanan Terapi Khusus di Kota PekalonganDebit Sumber Air Perumda Turun 5 Persen
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan telah menindaklanjuti dugaan kekerasan di SD ini. Pihak Dindik sudah melakukan klarifikasi langsung ke sekolah kepada para pihak. Bahkan, rencananya Dindik juga akan menggandeng PPA untuk melakukan pendampingan psikologis terhadap anak-anak tersebut.
Kabid Dikdas Dindik Kabupaten Pekalongan Ipung Sunaryo, kemarin, menerangkan, pihaknya sudah konfirmasi ke sekolah dan bertemu dengan pihak terduga pelaku. Pihak korban tidak hadir.
“Kami hanya bisa konfirmasi ke pihak sekolah dan terduga pelaku. Pihak sekolah menindaklanjuti dengan menghadirkan kedua belah pihak. Diselesaikan secara kekeluargaan, kami mediasi,” terang dia.
Meski persoalan itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan, Dinas Pendidikan berencana bekerjasama dengan PPA Kabupaten Pekalongan untuk menghadirkan psikolog di sekolahan tersebut. “Kami juga berencana dengan PPA terkait dengan tumbuh kembang psikologisnya anak. Kami mau melakukan pendekatan lagi. Kami Insya Allah akan hadir lagi ke sekolah dengan psikolog,” kata dia.
Dikatakan, menurut keterangan anak terduga pelaku, pada saat jam istirahat anak bermain gelut-gelutan. Korban yang jatuh kesrimpung kaki temannya hingga tidak sengaja kepalanya mengenai kursi. “Kejadian ini baru kali pertama terjadi. Anak-anak main gelut-gelutan dan ndak sengaja kepala korban kena kursi. Persoalannya sudah diselesaikan secara kekeluargaan,” ungkap dia.
Disinggung antisipasi agar kasus kekerasan dan bullying tidak terjadi di sekolah, Ipung menyatakan, Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan sudah melakukan gerakan anti kekerasan terhadap anak. Di beberapa sekolah sudah melakukan deklarasi gerakan itu, mulai dari SD hingga SMP. Di tiap satuan pendidikan, lanjut dia, membentuk tim pencegahan dan penanganan kekerasan.