SRAGI – Kasus dugaan kekerasan terhadap seorang pelajar di SDN 03 Sragi, Kabupaten Pekalongan berakhir secara kekeluargaan. Pihak orang tua kedua belah pihak dan sekolah telah sepakat berdamai.
Meski berakhir damai, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pekalongan tetap akan menerjunkan psikolog untuk pemulihan mental korban.
Dugaan kekerasan terhadap pelajar SD ini terjadi pada Senin, 30 Oktober 2023. Beberapa siswa kelas VI A dan B tengah bermain berantem-beranteman saat jam pelajaran kosong.
Baca Juga:Alun-Alun Utara Ditarget Selesai Akhir TahunWarga Meriahkan Puncak Hari Santri
Saat gelut-gelutan itulah, salah satu siswa bernama SAH membanting MFZ hingga mengenai bangku dan lantai. Kepala MFZ berdarah lalu dilarikan ke Puskesmas Sragi 1.
Peristiwa ini kemudian ditindaklanjuti oleh pihak sekolah dengan mempertemukan kedua orang tua, baik dari terduga pelaku dan korban, Rabu (1/11/2023). Masing-masing sudah membubuhkan tanda tangan di atas surat pernyataan damai dan tidak saling membawa kasus ke hukum. Tapi biaya pengobatan MFZ ditanggung orang tua SAH.
Namun, kasus ini kembali ramai pada Kamis (2/11/2023). Lantaran muncul unggahan di media sosial soal kasus ini. Dindikbud Kabupaten Pekalongan akhirnya tahu dan turun tangan.
“Kami konfirmasi ke sekolah, ternyata, ya, memang sudah mediasi dan selesai secara kekeluargaan. Sudah ada pertemuan kedua belah pihak dan ada surat pernyataannya,” kata Kabid Dikdas Dindikbud Kabupaten Pekalongan, Ipung Sunaryo.
Dindikbud Kabupaten Pekalongan bersama pihak sekolah kembali melakukan pertemuan, Jumat (3/11/2023. Menggandeng pula dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Kabupaten Pekalongan dan Polsek Sragi. “Kesepakatannya, meski kasus sudah selesai, psikolog dari Dinas P3APPKB akan melakukan pendampingan untuk korban,” ucap Ipung.
Kepala Sekolah SDN 03 Sragi, Dunawi mengakui pihaknya belum berkunjung ke rumah MFZ. Sempat menghubungi orang tua MFZ untuk berkunjung ke sana. “Tapi orang tuanya bilang tidak usah dan meminta ketemuan saja di dokter. Karena waktu itu korban memang sedang mau dibawa ke dokter. Jadi ketemu di sana,” ungkapnya.
Sementara itu Kapolsek Sragi AKP Suradi mengatakan, pihaknya memang tidak menerima laporan apapun terkait kasus ini. Kehadirannya dalam pertemuan di SDN 03 Sragi kemarin hanya untuk menanggapi ramainya kabar di medsos. “Karena ramai di medsos, kami datang untuk konfirmasi. Ternyata memang sudah diselesaikan secara kekeluargaan,” ungkapnya.