Sebelumnya diberitakan, akibat kekeringan, banyak tanaman padi di Kabupaten Pekalongan mengalami gagal panen atau puso. Tak hanya itu, akibat banyak petani tak mengolah lahan sawahnya, para pekerja di sektor ini jadi pengangguran.
Puji Purwanto (43), petani dari Desa Kayugeritan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, Kamis (2/11/2023), menerangkan, di desanya ada sekitar 98 hektar sawah. Dari luasan itu, hanya sekitar 25 hektar yang ditanami padi. Sebagian besar petani tidak berani mengolah sawahnya karena kekeringan. “Dari 25 hektar sawah yang ditanami padi ini semuanya gagal panen karena kekeringan. Tanah sawah sampai meletek semua,” kata dia.
Untuk wilayah Karanganyar dan Wonopringgo, kata dia, ada pengeringan total irigasi selama bulan Agustus hingga September. Pengeringan total ini karena ada proyek irigasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Desa Karangsari, Kecamatan Karanganyar.
Baca Juga:Pelajar SMP Al Bayan Dikenalkan Budaya BatikBawaslu Endus Dugaan Pelanggaran 2.007 APK
“Pengeringan total ini dampaknya luar biasa bagi para petani. Sudah dilanda kemarau panjang dengan efek el nino eh irigasi ada pengeringan total selama dua bulan itu,” tutur dia.
Dampaknya, para petani yang mengandalkan pasokan airnya dari irigasi yang tengah dibangun itu sama sekali tak bisa mengolah sawahnya karena air sama sekali tidak ada. Bukan hanya petani saja yang merasakan kesusahan. Imbasnya, seluruh pekerja di sektor pertanian, seperti buruh macul, buruh nandur, buruh matun, tukang traktor dan lainnya sama sekali tidak bekerja.
“Ya semuanya nganggur, ndak bekerja gara-gara pengeringan total yang dilakukan pemerintah. Buruh macul sekarang 70 ribu lepas sampai waktu Dhuhur, buruh tandur 25 ribu, jam setengah sepuluh sudah selesai. Sewa traktor 400 ribu seiring. Semuanya ndak dapat uang karena kekeringan,” ujar dia. (had)