Tak hanya di wilayah bawah, kekeringan juga terjadi di wilayah pegunungan. Di Kecamatan Paninggaran, kekeringan melanda Dusun Dlimas dan Siberuk di Desa Lambanggelun (115 KK/460 jiwa) dan Desa Werdi (175 KK/705 jiwa).
Wilayah atas lainnya yang alami krisis air ialah di Kecamatan Kandangserang. Dua desa di kecamatan ini mengalami krisis air bersih lantaran debit mata air dari hutan menyusut drastis. Dua desa itu adalah Desa Luragung (185 KK/771 jiwa) dan Desa Bojongkoneng (110 KK/450 jiwa).
“Untuk Kecamatan Wonopringgo ada enam desa yang mengalami kekeringan,” ujar Budi Raharjo.
Baca Juga:Serahkan Barang Hibah dari PemprovKapolsek Lebakbarang Sambangi Desa Sidomulyo
Yakni, Desa Sastrodirjan (650 KK/1950 jiwa), Desa Jetakidul (323 KK/1190 jiwa), Desa Galangpengampon (300 KK/1174 jiwa), Desa Wonopringgo (250 KK/800 jiwa), Desa Getas (161 KK/347 jiwa), dan Desa Wonorejo (40 KK/168 jiwa).
Di Kecamatan Kesesi, kekeringan melanda Desa Podosari (337 KK/1096 jiwa), Desa Kesesi (461 KK/1476 jiwa), dan Desa Ujungnegoro (339 KK/1636 jiwa). Kekeringan juga terjadi di Desa Doro (35 KK/153 jiwa), Desa Larikan (143 KK/478 jiwa), Desa Sawangan (40 KK/120 jiwa), dan Desa Randusari (163 KK/407 jiwa) di Kecamatan Doro.
“Jumlah desa terdampak kekeringan pada musim kemarau 2023 ini ada 37 desa di sembilan kecamatan. Dengan jumlah total warga terdampak ada 9.920 KK atau 33.512 jiwa,” ujarnya. (had)