KOTA – MA Hifal, yang merupakan pelopor sekolah Insan, mengajak pelajar untuk berani mengemukakan pendapat mereka.
Kepala Madrasah Aliyah Hidayatul Athfal (MA Hifal), Eka Veriyana, menuturkan madrasahnya sebagai pioneer dalam Sekolah Internet Sehat dan Aman (Insan) dan telah dipilih oleh Yayasan Setara Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan UNICEF sebagai madrasah pertama di Pekalongan yang mengumumkan Sekolah Insan.
“Siswa-siswi kami telah ditunjuk sebagai “agent of changing” atau agen perubahan dan mereka aktif dalam forum anak yang diadakan oleh LP-PAR Kota Pekalongan. Hal ini tentu sangat mendukung program Sekolah Insan ini,” ungkap Eka.
Baca Juga:Harga Sofa Turun hingga Rp1 JutaanTingkatkan Kompetensi, Gali Potensi Siswa di Bidang IT
Eka menjelaskan bahwa lembaga pendidikan perlu menyadari bahwa kejahatan seksual tidak hanya terjadi di kehidupan nyata, tetapi juga dapat terjadi di dunia maya, seperti tindakan kejahatan seksual yang dilakukan secara daring.
Dalam menanggapi kasus yang masih sering terjadi tersebut, MA Hifal mencoba melindungi siswanya dengan memberikan edukasi mengenai langkah-langkah melaporkan kasus kekerasan seksual secara daring di sekitar mereka.
Eka menjelaskan bahwa siswa-siswanya tidak perlu ragu untuk melaporkannya dan dijelaskan prosesnya dimulai dari melaporkan kepada wali kelas, berkoordinasi dengan BK, melaporkan ke kepala Madrasah, dan seterusnya akan dilanjutkan ke LP-PAR.
“Oleh karena itu, kita harus saling menjaga, memilah-milah apa yang kita bagikan, dan menghentikan kekerasan. Mari kita menjaga bersama, boleh bermain internet tetapi kita harus menyaring konten yang akan dibagikan agar tidak terjadi penyalahgunaan seksual,” kata Eka. (mal)