KENDAL – Sosok dan sepak terjang Tumenggung Bahurekso sebagai Bupati Kendal pertama perlu diperkenalkan ke anak-anak generasi saat ini, baik milenial maupun zilenial. Pengenalan sejarah ini bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya dengan diskusi dan mengkaji kesejaharan salah satu Tumenggung Kesultanan Mataram ini.
Hal ini seperti dilakukan Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PCNU Kabupaten Kendal melalui pertemuan rutin Selapanan Malam Sabtu (Semasa) ke-8 pada Jumat (10/11/2023) malam lalu. Mengambil momentum Hari Pahlawan, mereka pun mengusung tema sejarah dalam diskusinya, yakni “Menziarahi Jejak Tumenggung Bahurekso”.
Tidak tanggung-tanggung, diskusi ini bahkan mendatangkan tiga narasumber kompeten. Ada penulis buku Bahurekso, Agus Sulistyo, Tim Ahli Cagar Budaya Kendal Galih Setyo Aji, serta pemerhati budaya dari Surakarta KRMAP L. Nuky Mahendranata Adiningrat.
Baca Juga:Bawaslu dan Tim Gabungan Tertibkan APS yang MelanggarKapolda Jateng Tegaskan Netralitas Kapolres dalam Pemilu
Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah tokoh dan pejabat, seperti Wakil Ketua PCNU Kendal Ahmad Tantowi, mantan Bupati Kendal Widya Kandhi Susanti, hingga Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kendal Alfebian Yulando.
Dalam paparannya, Kanjeng Nuky mengajukan sejumlah versi cerita tentang Bahurekso. Dia pun memuji kepahlawanan Bahurekso yang telah berjuang hingga titik darah penghabisan dalam pengabdiannya pada Mataram. Hanya saja kekalahannya pada perang Batavia menimbulkan banyak persepsi hingga wafatnya dalam kejaran VOC.
Sementara itu, penulis buku Bahureksa, Agus Sulistiyo banyak menyampaikan cerita tutur dari masyarakat di wilayah pesisir utara Jawa di sebelah barat Kabupaten Demak. Dikatakan, sebagai orang kepercayaan Sultan Agung, Tumenggung Bahurekso ditugaskan babat Alas Roban dan Alas Gambiran yang selanjutnya dirikan Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan.
Hebatnya, Tumenggung Bahurekso banyak menggunakan jalur diplomasi hingga strategi perkawinan demi memuluskan misi yang diembannya.
“Hanya saja, dalam sejarahnya posisi Bahurekso juga dideskriditkan dengan berbagai cara. Meski demikian, tidak ada catatan sejarah Bahurekso menghianati Sultan Agung. Karena kesetiannya, ia bahkan menjadi orang kepercayaan Sultan Agung dan dijuluki Raja Pesisir Utara,” jelas Agus Sulistyo seperti dilansir portal pcnukendal.com pada 11 November 2023.