Memperkuat pendapat tersebut, Galih Setyo Aji juga ikut mengamini soal sifat kestaria Tumenggung Bahurekso. Secara simbolis, karakter ini antara lain terdeskripsikan dalam kesenian Singa Barong yang familir bagi warga Pesisir Utara Jawa Tengah.
Diketahui, singa menjadi perlambang sifat kesatria yang dalam khazanah seni budaya Jawa biasa diikuti dengan kuda lumping. Yang disebut terakhir ini lebih menggambarkan sosok prajurit yang dipimpin Bahurekso.“Bahureksa patut dibanggakan, karena kepemimpinannya yang mampu mengangkat marwah warga pesisir,” ujarnya.
Kajian dan diskusi Semasa ini pun berlangsung gayeng. Ketua Lesbumi PCNU Kendal, Muslichin, menyebut tema tentang Bahurekso sengaja diangkat karena me-ngayuh bagyo momentum peringatan Hari Pahlawan. Terlebih, sejauh ini segala cerita tentang Tumenggung Bahureksa juga amat kompleks, memunculkan berbagai macam fakta, mitos dan nilai-nilai falsafah kebudayaan mendalam.
Baca Juga:Bawaslu dan Tim Gabungan Tertibkan APS yang MelanggarKapolda Jateng Tegaskan Netralitas Kapolres dalam Pemilu
“Ini sangat menarik dan akan bermanfaat bagi warga Kendal terutama bagi kaum milenial untuk tahu sejarah tokoh Bupati Kendal yang pertama tersebut. Kita akan mengetahui apakah Bahurekso adalah pahlawan, kesatria, atau bahkan penghianat,” ungkapnya. (red/sef)