Ia melanjutkan, hasil penelitian juga dilanjutkan dengan kesepakatan tindaklanjut OPD seperti halnya Dindagkop-UKM memfasilitasi pembentukan koperasi pengrajin tempe dan labelisasi, DPMPTSP membantu hal-hal lain terkait perizinan usaha, Bappeda akan koordinasikan kaitan dengan branding kampung tempe, termasuk showroom etalase produksi. “Dan OPD lain sepakat untuk mempertegas kampung tematik di Pekalongan selatan agar menjadi daya angkat perekonomian Kelurahan Kuripan Kertoharjo, Kecamatan Pekalongan Selatan,” ujarnya.
Kepala Bappeda Kota Pekalongan, Cayekti Widigdo berharap, riset yang sudah dilakukan oleh UGM dan pemerintah kota Pekalongan tidak hanya selesai di riset saja tetapi dapat distribusikan menjadi bagian dari tugas fungsinya masing-masing instansi terkait.
“Tidak hanya perangkat daerah di kota Pekalongan tetapi juga perguruan tinggi disini ikut mengawal ini, tadi sudah kita sampaikan kita bagi tugas masing-masing opd, Dinperinaker melakukan apa, DPMPTSP melakukan apa, dan lainnya yang intinya adalah bahwa kampung tempe yang sudah dirintis salah satu produk unggulan bisa kita dorong semakin maju kedepan bisa menjadi salah satu produk unggulan,” tandasnya.(nul)