“Ini sudah berjalan dan telah melatih lebih 500 orang di Batang dan sekitarnya, dengan prioritas masyarakat di empat desa penyangga KITB. Bahkan sebagian sudah diterima dan sudah menandatangani kontrak kerja dengan salah satu tenant,” ujar dia.
Caswiyono berharap, metode ini bisa menjadi best practice bagi tenant-tenant yang lain dalam hal penyediaan yang disiapkan oleh pemerintah. Karena kebutuhan tenaga kerja oleh tenant di KITB telah terekam di dalam perencanaan ketenagakerjaan (RTK Micro di kawasan industri) berdasarkan kebutuhan jangka pendek, menengah, maupun panjang.
“Berdasarkan itulah pemerintah menyiapkan program pelatihannya. Ketika sudah ada program maka tinggal melaksanakan, dan jika belum ada program pelatihan akan dibuat program baru dalam rangka untuk pemenuhan tenaga kerja itu,” terangnya.
Baca Juga:CDC UIN Gus Dur Adakan Gathering dengan Puluhan HRDKasus Bullying Kembali Terjadi
Kemenaker, masih kata Caswiyono, akan mengawal pembangunan dan kebutuhan tenaga kerja di KITB sampai dengan beroperasional penuh. Dengan harapan warga lokal di Batang dan sekitarnya mendapatkan prioritas untuk diserap, sehingga warga lokal tidak jadi penonton saja. “Jadi selama industri masih butuh kita harus terus melatih dan siapkan,” tegasnya. (fel)