BATANG – Dua Rumah Sakit di Kabupaten Batang tegaskan kesiapannya menerima pasien yang mengalami goncangan kejiwaan pasca mengikuti kontestasi pada Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024.
Dua Fasilitas Pelayanan Kesehatan itu pun saat ini telah menyiapkan sarana prasarana apabila dibutuhkan bagi para Calon Legislatif, yang mungkin mengalami kegagalan dalam kontestasi politik tersebut.
Kepala Bidang Keperawatan RSUD Batang, Samuri mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tenaga medis dan sarpras untuk mengantisipasi apabila ada Caleg yang membutuhkan bantuan pelayanan kesehatan akibat munculnya rasa ketidakpuasan terhadap hasil Pemilu, khususnya berkaitan dengan kejiwaan mereka.
Baca Juga:Dikukuhkan, Tim Koordinasi TJSL Badan Usaha Diharapkan Bisa Bangun Taman hingga Sarana OlahragaJalan di Desa Simego Esktrem
“Bagi Caleg yang ingin berkonsultasi seputar masalah kejiwaan, kami siapkan Poli Jiwa dan Psikologi. Kami juga siapkan dokter psikiatri untuk membantu terapi para Caleg,” terangnya, Jumat (1/12/2023).
Masih kata Samuri, apabila masih dibutuhkan perawatan lebih lanjut, pihaknya menyediakan tiga ruangan yakni Kenanga, Teratai dan Mawar dengan kapasitas 20 tempat tidur.
“Kendati demikian, RSUD Batang belum pernah menerima pasien dari Caleg yang mengalami gangguan jiwa akibat gagal saat pencalonan,” katanya.
Hal yang sama juga telah dipersiapkan oleh RS QIM Kabupaten Batang. Manajer Pelayanan RS Qim Batang, Maftuhah Nurbeti menerangkan, pihaknya siap memberikan pelayanan rawat jalan bagi pasien dengan gejala gangguan jiwa. Layanan yang diberikan dalam bentuk konsultasi dan pemeriksaan kesehatan jiwa.
“Untuk Caleg yang mengalami gejala gangguan jiwa memang belum ada. Tapi kami sudah menyiapkan tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), untuk mengetahui kondisi psikologi seseorang, jika diperlukan,” jelasnya.
Menurutnya, berdasarkan pemeriksaan, tanda-tanda seseorang terindikasi gejala stres dimulai ketika mendapat tekanan, namun pribadinya tidak bisa menerima. Sehingga menimbulkan gejala awal seperti gangguan tidur, depresi, kecemasan dan lainnya.
“Pengobatan tidak mesti diberikan dalam bentuk obat, bisa juga lewat psikoterapi dengan memberikan terapi psikologis seperti nasihat maupun konsultasi,” ujar dia. (fel)