KOTA – Kekerasan pada anak menjadi persoalan yang kerap ditemukan dalam kehidupan. Baik itu dalam lingkup keluarga, pendidikan, teman sebaya, sampai di lingkungan masyarakat, masalah ini nyata keberadaannya.
Berbagai macam kekerasan baik itu fisik, psikis, eksploitasi ekonomi, atau seksual, akan mengganggu tumbuh kembang anak-anak. Bahkan, kekerasan terhadap anak bisa saja berdampak pada kekerasan baru di lain waktu.
Ketika anak mendapatkan kekerasan, maka anak bisa mengulangi perbuatan kekerasan itu di masa depannya. Masalah ini juga akan mengancam kehidupan dan masa depan anak-anak. Karenanya masalah kekerasan terhadap anak harus bisa ditanggulangi secara menyeluruh.
Baca Juga:Beli Honda Scoopy dan Honda Genio Sekarang Lebih UntungMurid SD Muhammadiyah Bligo 01 Diberikan Edukasi Reptil dan Satwa Bersama EXALOS Regional Pekalongan
Penyelenggaraan pendidikan harus memiliki langkah terbaiknya dengan memberikan pendidikan anti kekerasan untuk menyiapkan generasi emas ke depan. Seperti yang dilakukan oleh salah satu satuan pendidikan di kota Pekalongan, KB Rainbow Pre-School 2 setempat.
Kepala KB Rainbow Pre-School 2 Kota Pekalongan, Hikmah mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah pembelajaran yang berkaitan dengan penanganan tindak kekerasan di lingkungan sekolah seperti kasus bullying dengan memberikan pengajaran kepada anak untuk toleransi, sayang kepada teman dan menghargai orang lain lewat kegiatan yang menarik bagi anak usia dini.
“Usia dini sangat penting, justru di usia inilah mereka harus diedukasi agar mereka memahami dan bertindak ketika mereka mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari orang lain kepada dirinya. Salah satunya kami sampaikan apabila bertemu dengan orang asing kami ajarkan agar anak-anak mengetahui bagian-bagian tubuh yang sekiranya bisa disentuh oleh orang lain maupun tidak boleh disentuh oleh orang lain tentunya dengan permainan yang mengesankan dan mengasyikkan sehingga mereka gampang mengingat,” terangnya.
Selain itu, ia juga menjagarakan berapa kode tertentu sekiranya bisa digunakan peserta didiknya untuk berkomunikasi dengan orang lain sebagai pertanda bahwasanya mereka membutuhkan pertolongan jika suatu hal yang tidak menyenangkan menimpa dirinya. Hikmah berharap para pendidik PAUD bisa mengembangkan diri, memperkaya ilmu dalam mendidik, menanamkan pendidikan anti kekerasan, serta dalam mendampingi anak-anak dengan baik.