Menurutnya, saat ini krisis iklim menjadi masalah global dan di Kota Pekalongan sendiri sudah dirasakan dampaknya, karena salah satu penyebab naiknya ketinggian air muka laut selain disebabkan oleh penurunan muka air tanah juga terjadi karena perubahan iklim. Sehingga, muka air laut naik dan menyebabkan dampak banjir rob yang tinggi. Misalnya, di Kawasan Pusat Informasi Mangrove (PIM) Pekalongan, dimana setahun lalu masyarakat yang berkunjung kesana masih bisa masuk dengan leluasa. Namun, dengan adanya banjir rob, di kawasan wisata dekat pesisir tersebut ikut tergenang.
“Artinya, dampaknya luar biasa, sekalipun secara umum beberapa wilayah atau kawasan yang tadinya tergenang banjir rob kini sudah teratasi seperti di Kelurahan Degayu dan Bandengan. Namun, secara umum, kenaikan air rob ini meningkat. Seperti, di kawasan tanggul rob kini sudah diberi parapet sepanjang 2 meter, kalau tidak dikasih parapel, di tanggul tersebut, air sudah limpas ke pemukiman,”kata SBS-sapaan akrabnya.
Lanjutnya, hal ini menandakan PR Kota Pekalongan untuk menghadapi bencana lingkungan berupa banjir rob itu harus selalu ditingkatkan. Salah satu upayanya dengan meningkatkan ketahanan lingkungan dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya sebagai salah satu cara untuk membuat kawasan kota yang rendah carbon.
Baca Juga:Diusulkan Jadi Bacawalkot ke DPP PKB, Aaf Gak Mau Ge-erMonitoring Pelatihan Ketrampilan Kerja, Wawalkot Salahudin Ajak Manfaatkan Ilmu dan Tanamkan Karakter Positif
“Dimana, banyaknya carbon akibat berbagai aktivitas industri, lalu lintas dan sebagainya menjadi penyebab utama pemanasan global dan krisis iklim di Kota Pekalongan,”pungkasnya.
Dalam peringatan tersebut, diserahkan pula sejumlah bantuan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan bersih-bersih lingkungan dan penanaman pohon diantaranya bibit tanaman, gerobak sampah, kendaraan viar untuk mengangkut sampah, dan sebagainya. (dur)