Dengan adanya dukungan dan partisipasi dari para CSR baik perbankan, rumah sakit, organisasi wanita, dan organisasi masyarakat, TP-PKK, FKUB, maupun stakeholder lainnya, Mas Aaf mengaku optimis, kasus stunting di Kota Pekalongan bisa semakin turun.
Menurutnya, berbagai upaya intervensi penurunan angka stunting di Kota Pekalongan telah dilakukan seperti melalui Program ASN Peduli, One Day One Egg, Bapak/Bunda Anak Asuh Stunting (BAAS), pemeriksaan rutin bagi ibu hamil di puskesmas secara gratis dan inovasi-inovasi yang digagas oleh masing-masing kecamatan, pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin, pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri, berkolaborasi dengan TNI dan POLRI, dan sebagainya.
“Kami berharap, semua upaya ini bisa terus dimaksimalkan, sehingga angka stunting di Kota Pekalongan dari tahun ke tahun bisa turun,”ujarnya.
Baca Juga:Terbukti Melanggar, Walikota Aaf Ancam Pecat Kepala Sekolah dan Panitia PPDBSemua Madrasah di Kota Pekalongan Komitmen Wujudkan Madrasah Aman dan Sehat
Sementara itu, Kepala Dinsos-P2KB Kota Pekalongan, Yos Rosyidi menjelaskan, berdasarkan data penimbangan balita secara serentak, ada 1 kelurahan di Kota Pekalongan yang sudah berhasil menekan angka kasus stunting menjadi zero (nol) stunting yaitu Kelurahan Bandengan. Pihaknya berharap, di wilayah tersebut maupun wilayah kelurahan-kelurahan lainnya bisa mewujudkan zero stunting.
“Kota Pekalongan juga mendapatkan Juara 1 Lomba PIK-R Tingkat Jawa Tengah, dalam hal diwakili oleh PIK-R SMP Negeri 14 untuk segmentasi Berani Usia 10-14 tahun. Kecamatan-kecamatan juga sudah melakukan inovasi penurunan stunting. Semoga inovasi dan prestasi ini bisa terus dipertahankan dan di tingkatkan agar kasus stunting di Kota Pekalongan bisa terus berkurang,” terangnya.
Sesuai instruksi dari Pemerintah Pusat, sambung Yos Rosyidi, Kota Pekalongan ikut melaksanakan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting selama Bulan Juni Tahun 2024. Gerakan intervensi tersebut berupa pengukuran dan penimbangan balita.
Adapun sasaran Pengukuran dan Intervensi serentak ini adalah semua calon pengantin, ibu hamil, dan balita yang diharapkan datang ke Posyandu untuk dilakukan pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, validasi, dan intervensi. Dengan upaya ini bisa mencegah stunting baru lebih maksimal dan mendapatkan data yang lebih baik.
“Data SKI di berbagai daerah diambil dengan melakukan sampling. Sementara, kali ini dilakukan dengan metode sensus,”ungkapnya.