Erosi Tebing Kali Kuto Ancam Warga Kebondalem, Siaga Hadapi Potensi Banjir

Erosi Tebing Kali Kuto Ancam Warga Kebondalem, Siaga Hadapi Potensi Banjir
DOK. ISTIMEWA TERGERUS AIR - Kadus Gebanganom Mahroji menunjukkan lokasi yang dipasang tiang pancang tidak longsor sedangkan yang hanya dipasang bronjong membentuk cekungan akibat longsor tergerus aliran air.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Menjelang musim hujan, warga Desa Kebondalem di Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, bersiap menghadapi ancaman banjir yang makin serius akibat erosi di tebing Kali Kuto.

Kondisi tebing yang terus tergerus mengancam pemukiman warga dan memicu kekhawatiran luas.

Mahroji, Kepala Dusun Gebanganom, mengungkapkan bahwa erosi pada tebing Kali Kuto telah berlangsung sejak 2010.

Baca Juga:TMMD Klego Selesai, Warga Bersyukur Jalan Betonnya Kini MulusSemarak HUT ke-53 KORPRI, Lomba Badminton di Pekalongan Gaet Antusias ASN

“Di bagian selatan masih aman karena ada tiang pancang beton, tetapi di wilayah tanpa tiang pancang, tanah selalu longsor setiap banjir besar,” katanya.

Cekungan besar dengan panjang 200 meter dan lebar 35 meter terlihat semakin dalam, dengan tebing setinggi 20 meter yang labil.

Dekatnya cekungan ini dengan tanggul penahan air yang mulai rapuh menambah kekhawatiran warga. Jika tanggul tersebut jebol saat banjir besar, Desa Kebondalem yang berada di bawahnya sangat berisiko terendam banjir.

Kepala Desa Kebondalem, Ali Ma’ruf, menekankan bahwa ancaman longsor juga meliputi Dukuh Kutorjo dan Dukuh Kebonsari.

“Di Dukuh Kutorjo, tebing sepanjang 200 meter terancam longsor, sementara di Kebonsari, tebing 100 meter juga labil. Sebagian besar area hanya dilindungi bronjong,” jelasnya.

Upaya mitigasi yang diusulkan termasuk pemasangan tiang pancang dan pengurukan cekungan, namun langkah ini memerlukan dana besar.

“Kami sudah beberapa kali melaporkan kondisi ini ke PSDA Jratun Seluna, tapi belum ada tindakan nyata,” tegas Ali Ma’ruf.

Baca Juga:Aplikasi Dokar Permudah Layanan Surat Menyurat di Desa Secara OnlineRumah di Medono Hangus Terbakar, Korsleting Listrik Diduga Jadi Penyebabnya

Ia juga menyarankan solusi jangka panjang berupa pembuatan sudetan untuk mengubah aliran sungai.

Namun, rencana ini membutuhkan koordinasi antara Kabupaten Batang dan Kendal, mengingat aliran Kali Kuto yang sering berpindah telah mengubah batas wilayah.

“Dulu aliran sungai jauh di timur, kini bergeser ke barat. Ini menyebabkan tanah warga Batang berpindah ke wilayah Kendal,” tambah Ali Ma’ruf.

Dengan situasi ini, Desa Kebondalem kini berstatus siaga bencana. Warga berharap perhatian dan tindakan cepat dari pemerintah dan pihak terkait guna mencegah bencana besar yang mungkin terjadi.

0 Komentar