RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Rencana penerapan mata pelajaran Artificial Intelligence (AI) dan “coding” pada kurikulum Sekolah Dasar mulai tahun ajaran 2025/2026 memicu reaksi pro-kontra di kalangan masyarakat dan akademisi.
Mata pelajaran teknologi informasi ini akan diperkenalkan sebagai pilihan bagi siswa kelas empat SD, namun banyak yang mempertanyakan dampaknya terhadap kreativitas dan pemikiran kritis anak.
Polemik ini juga menjadi sorotan dalam seminar “Artificial Intelligence Debate in Education” (AIDE) yang digelar oleh PSDKU Universitas Diponegoro Batang, dengan peserta dari kalangan pelajar SMA/SMK sederajat.
Baca Juga:Batang Raih Peringkat 3 Penanganan Stunting di Jawa Tengah, Metode Pentahelix Jadi AndalanPemkot Pekalongan Fokus Penurunan Stunting melalui Empat Kelompok Sasaran
Ketua penyelenggara AIDE, Sahila Pramesti, menekankan pentingnya pendekatan yang tepat dalam memasukkan AI ke dunia pendidikan. Menurut Sahila, AI yang tidak diterapkan dengan bijak justru dapat menghambat kemampuan berpikir mandiri siswa.
“Jika kecerdasan buatan tidak dipakai secara bijak, justru bisa menurunkan kreativitas dan mengurangi kemampuan berpikir kritis siswa,” kata Sahila saat memberikan pemaparan di Pendapa Kabupaten Batang, Kamis, 14 November 2024.
Sahila menyampaikan, banyak bukti bahwa siswa dan mahasiswa kini makin bergantung pada jawaban yang diberikan AI, yang justru menghambat perkembangan pemikiran kritis mereka.
“Ada kecenderungan untuk bergantung pada AI, padahal otak perlu terus diasah untuk berpikir kritis dan mengoptimalkan kemampuan sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, Laura, siswa SMAN 2 Batang, menuturkan bahwa AI sangat membantu menyelesaikan tugas-tugas sekolah, terutama ketika ia membutuhkan jawaban di malam hari.
“Kalau sudah malam dan tidak bisa bertanya langsung ke guru, saya bisa bertanya ke AI. Tapi tetap, kita harus hati-hati agar tidak ketergantungan,” jelas Laura.
Namun, Laura juga menyoroti sisi negatif AI yang bisa meniru manusia secara hampir sempurna, seperti meniru wajah dan suara penyiar televisi.
Baca Juga:BPJS Ketenagakerjaan Sosialisasikan Aplikasi JMO di PT Daiwabo Garment, Permudah Akses Jaminan Sosial untuk KaPeringatan HKN ke-60, Cakupan Kesehatan Kendal Tembus 98 Persen, Layanan Kesehatan Siap Ditingkatkan
“Ada risiko bahwa AI dapat menggantikan profesi manusia, terutama yang berhubungan dengan publik,” tambahnya.
Menanggapi perkembangan ini, Penjabat Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, berpesan agar generasi muda memanfaatkan teknologi AI dengan bijaksana.
“Kecerdasan buatan sudah masuk dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Melalui seminar dan diskusi ini, anak-anak diharapkan bisa memahami penggunaan AI secara tepat,” kata Lani.