SMK Bhakti Praja Batang Terapkan Teaching Factory, Siapkan Siswa Hadapi Dunia Industri

SMK Bhakti Praja Batang Terapkan Teaching Factory, Siapkan Siswa Hadapi Dunia Industri
M. DHIA THUFAIL PROSES PRODUKSI - Pengawas Cabang Dinas XIII Disdikbud Jawa Tengah, Nurhayatno saat memantau proses produksi, di ruang praktik, SMK Bhakti Praja Batang, Kabupaten Batang, Senin (2/12/2024).
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Menjawab tantangan pertumbuhan industri yang pesat di Kabupaten Batang, sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mulai mengadopsi metode Teaching Factory (TEFA).

Salah satu pionirnya adalah SMK Bhakti Praja Batang, yang didukung penuh oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Pengawas Cabang Dinas XIII Disdikbud Jawa Tengah, Nurhayatno, memberikan apresiasi terhadap langkah ini.

Baca Juga:Lapas Pekalongan Lepas Purnatugas Alex Eko Santosa, Suasana Haru Warnai Acara PerpisahanPolsek Pageruyung Lakukan Patroli Rutin, Berikan Edukasi Bahaya Miras kepada Warga

Ia menilai penerapan TEFA mampu mengintegrasikan teori dengan praktik yang relevan, sehingga siswa lebih siap menghadapi dunia kerja.

“Program ini membekali siswa dengan pengalaman nyata di dunia industri. Guru pun perlu meningkatkan kompetensi lewat magang agar dapat memberikan pelatihan yang optimal,” ujar Nurhayatno.

Selain SMK Bhakti Praja, program TEFA juga dirasakan manfaatnya oleh sekolah lain seperti SMK PGRI, SMK Muhammadiyah Pekalongan, dan SMK Petarukan.

Dukung Kawasan Industri Terpadu Batang

Kepala SMK Bhakti Praja Batang, Riyanto, menjelaskan bahwa penerapan TEFA bertujuan mempersiapkan siswa agar mampu bersaing di dunia kerja, terutama di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).

“Kami fokus pada dua program keahlian, yaitu Teknik Mekanik Industri (TMI) dan Teknik Sepeda Motor (TSM). Dengan bantuan TEFA Skema Pengimbasan Tahap 3 Tahun 2024, kami meningkatkan fasilitas praktik untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di KITB,” kata Riyanto pada Senin (2/12/2024).

Menurut Riyanto, bantuan tersebut memungkinkan siswa memproduksi dalam skala besar dan meningkatkan daya saing di era digital. Para siswa program TSM juga dilatih memberikan layanan servis sepeda motor yang berkualitas dengan harga terjangkau.

“Kami menyiapkan mereka untuk bersaing dengan bengkel profesional, baik dalam kualitas maupun pelayanan,” tambahnya.

Baca Juga:Pabrik Tepung Hidrolisat Protein Ikan di Pekalongan Hampir Rampung, Siap Dukung Program Gizi NasionalRaperda Penanggulangan Kemiskinan Kendal Disetujui, Fokus pada Penyempurnaan Aturan dan Implementasi

Sinergi dengan Dunia Kerja

Ketua Yayasan Bhakti Praja Korpri Batang, Retno Dwi Irianto, menilai penerapan TEFA sebagai langkah strategis untuk mencetak lulusan yang kompeten dan sesuai kebutuhan pasar tenaga kerja, khususnya di KITB.

“Kebutuhan tenaga kerja mekanik di KITB cukup besar, sekitar 30 persen dari total kebutuhan 700 orang. Lewat aplikasi Batangcareer, kami juga membantu siswa dalam proses penyaluran kerja,” jelas Retno.

Program TEFA ini diharapkan mampu menjembatani siswa SMK dengan dunia industri, memastikan mereka memiliki keterampilan sesuai standar kebutuhan tenaga kerja di sektor industri, sekaligus memperkuat daya saing daerah.

0 Komentar