RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL – Ruang Terbuka Hijau (RTH) Alun-Alun Kaliwungu yang dibangun sebagai fasilitas publik sering kali tidak terawat akibat sampah yang dibuang sembarangan oleh pengunjung.
Berawal dari keprihatinan ini, masyarakat setempat membentuk komunitas Masyarakat Peduli Lingkungan (Mapela) untuk menjaga kebersihan dan kelestarian area tersebut.
Pada Minggu, 8 Desember 2024, komunitas Mapela mengadakan acara syukuran di RTH Alun-Alun Kaliwungu, yang dihadiri oleh Camat Kaliwungu Nung Tubeno, anggota DPRD Kendal Sulistyo Ari Wibowo, Kepala Desa Krajan Kulon Abdul Latif, dan warga sekitar.
Baca Juga:Petani di Pekalongan Ditemukan Tewas di Sawah, Diduga Meninggal karena KelelahanBeasiswa Pelajar Batang Akan Cair, Disdikbud Berjanji Perbaiki Komunikasi
“Kami sering melihat sampah berserakan di RTH Alun-Alun Kaliwungu, terutama setelah salat Subuh. Karena itu, kami mulai mengambil sampah sendiri dan mengajak warga lain untuk ikut peduli,” ujar Ketua Komunitas Mapela, Sugiono.
Berawal dari Kepedulian, Kini Menjadi Gerakan Bersama
Awalnya, hanya beberapa orang yang terlibat dalam aksi bersih-bersih. Namun, seiring waktu, kegiatan ini menarik lebih banyak warga hingga akhirnya terbentuklah komunitas Mapela. “Harapannya, komunitas seperti ini tidak hanya ada di Kaliwungu, tetapi juga di wilayah lain di Kendal,” tambah Sugiono.
Anggota DPRD Kendal asal Kaliwungu, Muhammad Tommy Fadlurahman, turut mengapresiasi inisiatif ini. Ia berkomitmen mendukung aktivitas Mapela agar Alun-Alun Kaliwungu tetap bersih dan menjadi kebanggaan masyarakat. “RTH Alun-Alun Kaliwungu ini adalah impian sejak kecil, dan sekarang sudah terwujud. Ini harus kita jaga bersama,” katanya.
Ikon Kaliwungu yang Perlu Dijaga
RTH Alun-Alun Kaliwungu tidak hanya menjadi ruang publik, tetapi juga ikon yang dirancang untuk melengkapi kemegahan Masjid Besar Al-Muttaqin Kaliwungu. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kendal, Aris Irwanto, menjelaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kebersihan. “Sesuai Perda Sampah 2012, tanggung jawab menjaga kebersihan bukan hanya milik pemerintah, tetapi juga masyarakat,” jelasnya.
Aris juga menyampaikan bahwa komunitas seperti Mapela dapat menjadi motor penggerak dalam upaya menjaga kebersihan dan mengelola sampah. “Dengan kerja sama, kita dapat memastikan RTH ini tetap menjadi kebanggaan Kabupaten Kendal,” imbuhnya.
Komunitas Mapela Terbuka untuk Semua
Pembina Komunitas Mapela, Abdul Wahab, menyatakan bahwa komunitas ini terbuka bagi siapa saja yang peduli terhadap kelestarian lingkungan. “Saya mengajak semua pihak bersama-sama menjaga Alun-Alun Kaliwungu yang sudah dibangun dengan sangat baik,” ujarnya.