Kawasan Industri Batang Tercoreng, Sampah Menggunung di Pasar Plelen

Kawasan Industri Batang Tercoreng, Sampah Menggunung di Pasar Plelen
DOK. ISTIMEWA MELUBER KE JALAN - Tumpukan sampah di Pasar Plelen terlihat meluber sampai jalan raya membuat suasana menjadi kumuh.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Tumpukan sampah di Pasar Plelen, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, semakin memprihatinkan. Sampah yang meluber hingga ke jalan raya Pantura mencoreng wajah kawasan yang menjadi penyangga industri.

Situasi ini mencerminkan buruknya pengelolaan sampah di tengah perkembangan kawasan industri Batang.

Sampah yang tak tertangani dengan baik ini menimbulkan bau busuk menyengat, terutama saat hujan turun. Warga sekitar mengeluhkan kondisi tersebut yang juga menarik banyak lalat, membuat lingkungan menjadi tidak nyaman.

Baca Juga:Polres Pekalongan Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana, Ajak Warga Tingkatkan WaspadaKajari Kendal Aksi Edukasi Anti-Korupsi di Hari Anti Korupsi Sedunia, Bagikan Stiker di Jalan

“Bau busuk sangat mengganggu, apalagi kalau hujan. Banyak lalat beterbangan, membuat suasana semakin tidak sehat,” ujar seorang warga setempat, Selasa (10/12/2024).

Pasar Plelen Jadi Titik Kumuh Baru

Tumpukan sampah tidak hanya terbatas di bak penampungan, tetapi juga meluber hingga ke jalan. Kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan tanpa memasukkannya ke dalam bak sampah memperparah kondisi ini. Ironisnya, lokasi tumpukan sampah hanya beberapa meter dari kios makanan dan minuman serta dekat dengan kantor Desa Plelen yang baru dibangun.

Situasi serupa juga terjadi sebelumnya di lahan kosong dekat jembatan Pantura Kali Kuto, yang sempat menjadi tempat pembuangan sampah ilegal. Kini, masalah ini berulang di Pasar Plelen, menjadikan kawasan tersebut terlihat kumuh di tengah geliat perkembangan industri.

Pengelola Pasar Kesulitan Atasi Sampah

Kepala Pasar Plelen, Indi Harto, mengakui pihaknya kewalahan menangani masalah sampah ini. Selain pedagang, warga dari desa lain juga kerap membuang sampah di kawasan pasar. Minimnya dukungan dari berbagai pihak semakin memperumit situasi.

“Yang buang sampah bukan hanya pedagang, tapi juga warga luar desa. Kami butuh bantuan Muspika dan dinas terkait. Armada pengangkut dari Dinas Lingkungan Hidup juga terbatas, jadi penanganannya belum maksimal,” kata Indi.

Menurut pantauan, banyak warga membuang sampah dari atas motor tanpa turun, lantaran lokasi bak sampah dianggap sulit dijangkau. Setiap harinya, ratusan orang membuang sampah dengan cara ini, menambah tumpukan yang sulit diangkut.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batang memang rutin mengangkut sampah sebanyak tiga kali seminggu. Namun, volume sampah yang besar membutuhkan lebih dari satu kali pengangkutan setiap truk datang.

0 Komentar