RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), perlintasan sebidang di Jalan KH Mas Mansyur Kota Pekalongan menjadi perhatian serius. Kepadatan arus lalu lintas akibat tingginya frekuensi kereta api melintas dikhawatirkan berdampak pada kelancaran mobilitas masyarakat.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah bersama Dinas Perhubungan Kota Pekalongan menggelar Rapat Koordinasi Lintas Sektoral pada Sabtu (7/12/2024). Rapat ini dihadiri oleh Direktur Prasarana Transportasi Darat, Toni Tauladan, Kasatlantas Pekalongan Kota AKP Yuna Ahdiyah, dan Kepala Dishub Kota Pekalongan Restu Hidayat.
Perlintasan KH Mas Mansyur Picu Antrian Panjang
Kasatlantas Pekalongan Kota, AKP Yuna Ahdiyah, menyampaikan bahwa peningkatan volume kereta api di jalur tersebut menyebabkan antrean kendaraan yang signifikan.
Baca Juga:Tanah Gerak di Bojongkoneng, Dua Rumah Warga Ambles Hingga 1 MeterBaru 50 Persen Guru PAUD Terima Bosda Personalia, Himpaudi Dorong Masuk Dapodik
“Biasanya, kereta melintas setiap 23 menit, tetapi dua bulan terakhir menjadi 12-13 menit sekali. Jika ada kereta double track, waktu berhenti bisa mencapai 7 menit, sehingga antrean kendaraan mencapai 300 meter,” ujar Yuna.
Ia memprediksi puncak kepadatan arus lalu lintas akan terjadi pada 21-22 Desember 2024. Berbeda dengan Lebaran yang identik dengan mudik, libur Nataru cenderung dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata, terlebih bertepatan dengan libur sekolah.
Langkah Antisipasi untuk Kelancaran Lalu Lintas
Untuk mengurangi kepadatan, berbagai upaya mitigasi telah disiapkan, antara lain:
- Pengalihan arus lalu lintas di dalam kota.
- Penurunan personel di titik-titik strategis.
- Koordinasi dengan Kasatlantas Pemalang untuk mengarahkan kendaraan roda empat masuk ke tol guna mengurangi kepadatan di jalur arteri.
- Sementara itu, Direktur Prasarana Transportasi Darat, Toni Tauladan, menambahkan bahwa koordinasi lintas sektoral ini bertujuan untuk memastikan arus lalu lintas tetap optimal selama Nataru.
“Hasil survei menunjukkan peningkatan antusiasme masyarakat untuk bepergian saat Nataru. Berbeda dengan Lebaran yang fokus pada kampung halaman, Nataru lebih bervariasi karena banyak masyarakat yang memilih berwisata. Ini menjadi tantangan tambahan bagi kami, terutama di Jawa Tengah yang memiliki banyak destinasi wisata,” ujarnya.
Toni menegaskan bahwa kepadatan tidak hanya terjadi di simpul angkutan seperti terminal, pelabuhan, dan stasiun, tetapi juga pada angkutan pariwisata yang tidak dalam trayek. Oleh karena itu, titik ram check di luar simpul angkutan akan ditingkatkan untuk memastikan kelayakan armada.