Wabah PMK di Kabupaten Pekalongan, Peternak Alami Kerugian Besar

Wabah PMK di Kabupaten Pekalongan, Peternak Alami Kerugian Besar
GENCARKAN SOSIALISASI: Polisi gencar melakukan sosialisasi pencegahan PMK seiring merebaknya kasus ini di Jawa Tengah. Foto: Hadi Waluyo.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KAJEN – Penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali merebak di sejumlah wilayah Jawa Tengah, termasuk di Kabupaten Pekalongan. Hingga awal Januari 2025, tercatat 55 ekor sapi terjangkit PMK. Meski penyakit ini tidak menular ke manusia, dampaknya terhadap perekonomian peternak sangat signifikan.

Beberapa peternak terpaksa menyembelih sapi mereka lebih awal untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Namun, kerugian tetap tak terhindarkan, terutama bagi peternak kecil.

Sapi Mati dan Penyembelihan Paksa Akibat PMK

Darmo, peternak asal Petungkriyono, mengungkapkan bahwa serangan PMK telah sampai ke wilayahnya. Bahkan, beberapa sapi di desanya telah mati akibat penyakit ini.

Baca Juga:Tragis, Jasad Bayi Laki-Laki Ditemukan di Saluran Air di Kendal Diduga Hasil Hubungan GelapGOW Kota Pekalongan Dorong Perempuan Lebih Berdaya untuk Pembangunan Daerah

“Sapi milik Pak Sahuri di desa kami mati terkena PMK,” ujarnya, Sabtu, 6 Januari 2025.

Ia sendiri terpaksa menyembelih salah satu sapinya yang terinfeksi PMK untuk mencegah kerugian lebih besar. “Daripada mati begitu saja, saya sembelih saja sapinya. Meski tetap rugi sekitar Rp 10 juta,” tambahnya.

Sementara itu, Slamet, peternak sapi lainnya di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, mengaku sapinya masih aman dari wabah PMK. Ia menyebutkan, sapi-sapinya telah divaksin oleh petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pekalongan.

“Alhamdulillah, sapi-sapi saya aman. Minggu lalu mereka sudah divaksin oleh tim dari DKPP,” ujar Slamet.

Harga Sapi dan Bibit Tetap Stabil

Meski wabah PMK melanda beberapa wilayah di Jawa Tengah, harga sapi di Kabupaten Pekalongan masih stabil. Slamet menyebutkan, harga sapi belum terpengaruh signifikan. Namun, ia mengakui bahwa harga bibit sapi, terutama pedet (anak sapi), cukup mahal.

“Untuk pedet betina, harganya mencapai Rp 8 juta. Sedangkan pedet jantan sekitar Rp 11 juta,” ujarnya.

DKPP Pekalongan Tingkatkan Pengawasan

drh Arif Rahman, Kepala Bidang Peternakan DKPP Kabupaten Pekalongan, menyatakan bahwa kasus PMK di wilayahnya telah terdeteksi sejak tiga bulan terakhir. Total ada sekitar 55 ekor sapi yang terjangkit dari populasi sapi di Kabupaten Pekalongan yang mencapai 20 ribu ekor.

Baca Juga:Okupansi Hotel di Kota Pekalongan Menurun Sepanjang 2024, Ini PenyebabnyaProgram Makan Bergizi Gratis Diluncurkan di Pekalongan, Sasar Ribuan Anak Sekolah

“Kami terus menangani ternak yang terinfeksi PMK dan melakukan pengobatan. Sosialisasi juga dilakukan kepada para peternak agar segera melaporkan jika ada sapi yang terjangkit,” jelas Arif.

0 Komentar