Harga Cabai Tembus Rp 110 Ribu per Kilogram, Telur Mulai Turun

Harga Cabai Tembus Rp 110 Ribu per Kilogram, Telur Mulai Turun
HARGA CABAI MEROKET: Harga cabai di Kabupaten Pekalongan meroket.Foto: Hadi Waluyo.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KAJEN – Harga cabai di Kabupaten Pekalongan terus meroket. Cabai setan saat ini mencapai harga fantastis, yakni Rp 100 ribu hingga Rp 110 ribu per kilogram di pasar. Sementara itu, harga telur yang sebelumnya tinggi berangsur turun menjadi Rp 29 ribu per kilogram.

Kenaikan Harga Cabai dan Sayuran

Edi (36), pedagang sayur keliling asal Doro, mengungkapkan harga cabai merah keriting di Pasar Doro sudah mencapai Rp 80 ribu per kilogram, sedangkan cabai setan dibanderol Rp 100 ribu per kilogram. Ia juga menyebut harga cabai di tingkat petani mengalami kenaikan.

“Bapak saya yang baru panen di Petungkriyono menjual cabai merah keriting seharga Rp 50 ribu per kilogram. Tapi di Petungkriyono tidak ada yang menanam cabai setan,” katanya, Minggu, 8 Desember 2024.

Baca Juga:Pelantikan Tika-Benny Tunggu Kepastian Jadwal dari PusatBhabinkamtibmas Kendal Sosialisasikan Pencegahan PMK, Peternak Diberi Edukasi Langsung

Tak hanya cabai, harga sayur-mayur juga menunjukkan tren peningkatan. Wortel ukuran besar di Pasar Doro dijual Rp 14 ribu per kilogram, sedangkan ukuran kecil Rp 10 ribu per kilogram.

“Beberapa bulan lalu, harga kubis dan wortel anjlok. Alhamdulillah, sekarang harganya sudah membaik,” tambah Edi.

Dampak Kenaikan Harga Cabai di Warung Makan

Kenaikan harga cabai membuat pedagang kecil, seperti Mak Parti (60), harus menyesuaikan diri. Ia yang biasa menyediakan sambal gratis di warung makannya kini terpaksa menghentikan kebiasaan tersebut.

“Cabai mahal, saya tidak berani membuat sambal gratis lagi,” ujarnya. Harga cabai setan di Pasar Kajen kini menyentuh Rp 110 ribu per kilogram, sementara bawang merah dijual Rp 40 ribu per kilogram dan bawang putih Rp 44 ribu per kilogram.

Cuaca Ekstrem Picu Lonjakan Harga Cabai

Cuaca ekstrem menjadi salah satu penyebab utama kenaikan harga cabai. Yunan, petani cabai di Kecamatan Kajen, menjelaskan bahwa banjir, tanah longsor, dan serangan lalat buah mengakibatkan pasokan cabai menurun drastis.

“Banyak daerah terdampak cuaca buruk, sehingga stok cabai di pasaran berkurang. Itu yang membuat harga melonjak,” kata Yunan.

Senada dengan Yunan, Slamet Mujiono, petani cabai setan, mengaku tanamannya diserang penyakit patek akibat curah hujan tinggi. Meski begitu, Slamet bersyukur karena harga jual cabai saat ini sangat menguntungkan, bahkan para pengepul berebut membeli hasil panennya.

0 Komentar