Sukses Kelola Lahan Eks Rob, Warga Pekalongan Panen Ikan Nila Hingga Tiga Kali

Sukses Kelola Lahan Eks Rob, Warga Pekalongan Panen Ikan Nila Hingga Tiga Kali
ISTIMEWA PANEN IKAN - Direktur Eksekutif Kemitraan Indonesia Laode M. Syarif, bersama Sekda Kota Pekalongan Nur Priyantomo, Kepala DKP, dan Camat Pekalongan Utara melakukan panen ikan nila di tambak Pokja PI Kelurahan Kandang Panjang.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID PEKALONGAN – Lahan eks rob di Kelurahan Kandang Panjang, Kecamatan Pekalongan Utara, kini berubah menjadi sumber produktivitas berkat program pemberdayaan masyarakat oleh Lembaga Kemitraan Indonesia yang didukung Adaptation Fund (AF). Lahan yang sebelumnya tergenang rob selama bertahun-tahun itu kini dimanfaatkan untuk budidaya ikan nila, yang telah berhasil dipanen sebanyak tiga kali sejak dimulai pada Juni 2024.

Budidaya Ikan Nila: Sinergi dan Solusi untuk Ekonomi Warga

Program ini dimulai oleh Kelompok Kerja Perubahan Iklim (Pokja PI) dengan menebar 3.450 bibit ikan nila pada 1 Juni 2024. Panen ketiga yang berlangsung pada Jumat, 10 Januari 2025, menghasilkan 50 kilogram ikan nila. Secara total, program ini telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat.

Direktur Eksekutif Kemitraan Indonesia, Laode M. Syarif, menjelaskan bahwa budidaya ikan nila di lahan eks rob ini adalah bagian dari solusi adaptasi perubahan iklim. “Lahan eks rob yang sebelumnya tidak produktif ternyata bisa dimanfaatkan untuk budidaya ikan nila, yang tahan terhadap salinitas. Ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” ungkapnya.

Baca Juga:Persip Pekalongan Alihkan Fokus ke Persitema Usai Tundukkan Wijayakusuma FC 1-0Harga Cabai Masih Belum Stabil, Pedagang Harapkan Solusi Pemerintah

Selain budidaya ikan nila, program ini mencakup berbagai inisiatif seperti pengelolaan sampah terpadu, pembangunan tanggul pemecah gelombang, serta urban farming.

Apresiasi dan Dukungan Pemerintah Daerah

Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Nur Priyantomo, yang ikut memanen ikan nila secara simbolis, mengapresiasi program ini. Menurutnya, pemanfaatan lahan eks rob menjadi tambak ikan tidak hanya meningkatkan perekonomian warga, tetapi juga mendukung upaya ketahanan pangan.

“Dengan memanfaatkan kembali lahan-lahan eks rob untuk budidaya ikan nila dan urban farming, masyarakat dapat merasakan langsung manfaat ekonominya. Kami akan berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan program ini meski MoU dengan Kemitraan akan berakhir pada Juli 2025,” tuturnya.

Camat Pekalongan Utara, Wismo Aditiyo, menambahkan bahwa program ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi ekowisata. “Konsep tambak ini dapat digabungkan dengan potensi wisata mangrove dan urban farming, sehingga memberikan nilai tambah bagi ekonomi warga,” ujarnya.

Hasil Panen dan Dampak Ekonomi

Lurah Kandang Panjang, Amat Fauzan, mengungkapkan bahwa hasil panen ikan nila memberikan nilai ekonomi signifikan bagi warga. Bibit ikan yang disediakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan membutuhkan waktu pembesaran sekitar 1-2 bulan sebelum siap dipanen.

0 Komentar